Jumat, Maret 29, 2024

Atasi Kekeringan di Ciamis, Anggota DPRD Usulkan Perluas Lahan Konservasi Gunung Syawal

Baca Juga
- Advertisement -

Ciamis, galuh.id – Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Ciamis dari Partai Keadilan Sejahtera (PKS), Dede Herli mengatakan, untuk mengatasi kekeringan di Ciamis, maka perlu memperluas lahan konservasi Gunung Syawal.

Selain itu Dede juga berkomitmen untuk mendorong Pemerintah Daerah segera mengkonversi hutan produksi yang dikelola masyarakat di lereng Gunung Syawal menjadi lahan konservasi.

“Cukup aneh kan, Ciamis punya Gunung Sawal. Tapi, kita mengalami kemarau baru beberapa bulan, yang parahnya kan (kemarau) baru tiga bulan, sekarang masyarakat sudah kesulitan air. Ini kan ada yang salah dengan lingkungan kita,” kata Dede, Jum’at (9/8/2019).

- Advertisement -

Padahal, lanjutnya, Gunung Sawal ada di wilayah Kabupaten Ciamis, tidak terpotong oleh kabupaten/kota lain. Selain itu, kata dia, hampir semua aliran sungai yang ada di Ciamis berhulu ke Gunung Sawal.

Dia bercerita, 20 tahun lalu meskipun kemarau melanda Ciamis selama 9 bulan, aliran sungai Cileueur yang berhulu ke Gunung Sawal tidak pernah surut. Keadaan sekarang jauh berbeda, tiga bulan kemarau, namun air di Cileueur hampir kering.

Menurut Dede, pihaknya akan mendorong Pemerintah Daerah agar memperluas wilayah hutan konservasi di hutan Gunung Sawal, supaya resapan air di gunung tersebut semakin luas.

“Kita akan dorong kembali Pemerintah Daerah supaya mempercepat peningkatan atau mengkonversi sebagian hutan produksi di Gunung Sawal menjadi hutan konservasi,” tegasnya.

Selanjutnya, pihaknya juga akan mendorong Pemerintah Daerah mengoptimalisasi sumber-sumber resapan air dan penahanan air tanah di sumber-sumber air lokal di tingkat desa.

“Cuma problemnya, sumber-sumber air tanahnya itu milik perorangan sehingga tidak terjamin kelestariannya. Karena bisa jadi kan tanah itu dibangun atau disewakan yang tidak bisa dijadikan resapan air tanah,” ucapnya.

Karena itu, lanjutnya, pihaknya ingin meningkatkan peran serta masyarakat dalam penanggulangan bencana kekeringan ini. Karena yang paling penting, kata dia, adalah adanya kesadaran dari masyarakat.

“Itu yang penting, tingkat kesadaran masyarakat dalam melestarikan sumber daya air. Yang paling penting itu sumber daya air jangka panjang, tapi harus ada tindakan dari masyarakat itu sendiri,” tegasnya. (galuh.id/Arul)

- Advertisement -

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

- Advertisement -
 
 
Berita Terbaru

Haji Geyot Ikon Ramadhan di Kota Banjar Tidak Lagi Hibur Warga

Berita Banjar, galuh.id - Boneka panakol bedug atau yang terkenal dengan sebutan Haji Geyot, kini tidak lagi menghibur masyarakat...

Artikel Terkait