Ciamis, Galuh.id – Cuaca ekstrem melanda Kabupaten Ciamis pada Minggu (8/12/2024), membawa dampak serius di sejumlah wilayah, termasuk Kecamatan Sindangkasih.
Hujan deras yang disertai angin kencang menyebabkan kerusakan di dua desa, yakni Desa Sindangkasih dan Desa Wanasigra, dengan atap rumah warga terbang dan pohon-pohon tumbang.
Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Ciamis, Ani Supiani, mengungkapkan bahwa angin kencang terjadi sekitar pukul 14.00 WIB di Dusun Kalapanunggal 2, Desa Sindangkasih.
Dalam peristiwa tersebut, angin merusak sejumlah rumah, membuat atap-atap terlepas dan beterbangan.
“Akibat angin kencang, banyak warga yang terpaksa menggunakan penutup sementara untuk melindungi rumah mereka dari hujan sambil menunggu perbaikan lebih lanjut,” jelas Ani pada Senin (9/12/2024).
Sementara itu, Desa Wanasigra juga mengalami dampak serupa. Pohon-pohon besar yang tumbang akibat angin menimpa beberapa rumah warga.
Meski demikian, tidak ada korban jiwa dilaporkan.
Namun, kerusakan material cukup signifikan, terutama pada bagian atap rumah yang menjadi prioritas untuk diperbaiki.
Respons Cepat BPBD dan Masyarakat
Menanggapi bencana ini, BPBD Ciamis bergerak cepat dengan berkoordinasi bersama aparat desa dan masyarakat setempat.
Tim assessment segera diterjunkan untuk memeriksa tingkat kerusakan dan memastikan kebutuhan warga terdampak.
“Kami langsung mendistribusikan bantuan darurat berupa paket sembako, terpal untuk menutupi atap rumah, matras, selimut, dan mie instan kepada warga yang terdampak,” ujar Ani.
Ani juga menjelaskan bahwa gotong royong warga menjadi kunci dalam penanganan awal bencana ini.
Masyarakat bersama-sama membersihkan puing-puing rumah yang rusak serta menyingkirkan pohon tumbang untuk membuka akses dan memulihkan kondisi lingkungan.
Meski bantuan awal telah diberikan, Ani menekankan bahwa perbaikan rumah secara permanen tetap menjadi tantangan utama.
Warga membutuhkan dukungan lebih lanjut, baik dalam bentuk material bangunan maupun tenaga ahli untuk memastikan rumah-rumah yang rusak dapat kembali layak huni.
Pihaknya terus mengimbau masyarakat untuk lebih waspada terhadap potensi cuaca ekstrem, terutama bagi mereka yang tinggal di wilayah rawan bencana.
“Persiapan menghadapi bencana menjadi hal yang sangat penting untuk meminimalkan dampak di masa mendatang,” tambahnya.
BPBD juga berencana melakukan edukasi kepada masyarakat terkait mitigasi bencana.
Langkah ini diharapkan dapat meningkatkan kesadaran warga dalam menghadapi ancaman bencana yang bisa datang sewaktu-waktu, khususnya di musim penghujan.
Dengan dukungan semua pihak, BPBD optimis bahwa pemulihan pascabencana dapat berjalan lancar.
Kerja sama antara pemerintah, masyarakat, dan relawan menjadi kunci untuk mengatasi tantangan, sekaligus memperkuat ketangguhan masyarakat dalam menghadapi cuaca ekstrem. (GaluhID/Tegar)