Ciamis, galuh.id – Dewan Kebudayaan Ciamis sekaligus Rektor Universitas Galuh, Ciamis DR. H. Yat Rospia Brata, Drs.,M.Si. mengapresiasi penelitian yang dilakukan Balai Arkeologi Bandung (BALAR) di situs Candi Ronggeng Pamarican, serta penelitian fosil di Tambaksari.
“Kalau bisa teliti secara keseluruhan karena di Ciamis setiap jengkal terdapat situs peningggalan sejarah zaman dulu,” ujar DR. H. Yat Rospia Brata, Drs.,M.Si. kedapa Galuh ID, (1/7/2019).
Yat mengatakan penelitian harus dilakukan secara menyeluruh karena peninggalan pra sejarah dan kerajaan Galuh memiliki jejak peninggalan lewat situs-situs di wilayah Kabupaten Ciamis.
“Di wilayah kabupaten Ciamis ini, zaman dulunya ada sejarah dari mulai zaman pra sejarah yang saat ini banyak ditemukan fosil-fosil purba dan situs-situs pada jaman kerajaan Galuh, hal ini perlu perhatian lebih dari pemerintah Ciamis, karena peninggalan sejarah ini memiliki nilai berharga untuk dijadikan wisata sejarah Ciamis,” paparnya.
Ketika peninggalan sejarah ini sudah ditata dengan baik, kata Yat, maka akan mendatangkan pengunjung yang ingin mengetahui sejarah tentang fosil pra sejarah dan kerajaan Galuh, otomatis hal ini akan menambah PAD bagi Kabupaten Ciamis.
“Apabila museum sejarah ditata dan dikelola dengan baik, ini akan menjadi daya tarik bagi para pengunjung wisatawan sejarah dan akan menambah PAD Ciamis dari sektor wisata sejarah,” ucapnya.
Sementara, saat ini Dinas Kebudayaan dan Olahraga Kabupaten Ciamis bekerjasama dengan Balai Arkeologi Bandung sedang melakukan penelitian fosil peninggalan pra sejarah di Tambaksari dan penelitian Candi Ronggeng di Pamarican Kabupaten Ciamis.
Fosil pra sejarah yang ditemukan di Tambaksari Ciamis tersebut, diantaranya gajah purba, kudanil, kerang air tawar, rahang kerbau, fosil tumbuhan, tanduk kerbau dan kampak purba yang diduga berusia ribuan tahun. Sementara di Pamarican, dilakukan penelitian terhadap Candi Ronggeng. (galuh.id/Arul)
