Ciamis, galuh.id – Pemerintah Kabupaten Ciamis terus menunjukkan komitmen kuat dalam menurunkan angka stunting melalui berbagai inovasi dan kolaborasi lintas sektor.
Berdasarkan survei Status Gizi Indonesia (SSGI), upaya ini membuahkan hasil signifikan dengan penurunan angka stunting dari 25,4% menjadi 12,4% pada akhir 2024.
Pencapaian tersebut tak lepas dari sinergi antara pemerintah desa, kabupaten, provinsi, hingga nasional.
Kepala DP2KBP3A Ciamis, Dian Budiyana, menegaskan pentingnya sinkronisasi program di semua tingkatan pemerintahan untuk mempercepat penurunan angka stunting.
Inovasi Program untuk Masa Depan Generasi Sehat
Dian menuturkan, pihaknya telah meluncurkan berbagai inovasi, seperti pencegahan pernikahan dini dan program penundaan anak pertama bagi calon pengantin muda.
“Inisiatif ini diharapkan dapat memberikan dampak besar dalam menekan angka stunting,” kata Dian.
Hal itu ia sampaikan usai evaluasi Tim Percepatan Penurunan Stunting (TPPS) Kabupaten Ciamis yang digelar di Gedung K.H. Ahmad Dahlan Stikkes Muhammadiyah Ciamis, Senin (23/12/2024).
Selain itu, Dian menekankan pentingnya koordinasi lintas sektor, melibatkan Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil (Disdukcapil), Kementerian Agama, dan Dinas Pemberdayaan Masyarakat Desa (DPMD).
“Kolaborasi ini bertujuan agar semua pihak memiliki visi yang sama: menghasilkan generasi anak yang sehat, cerdas, dan berkualitas,” tambahnya.
Saat ini, survei masih berlangsung untuk memetakan wilayah dan keluarga terdampak secara lebih rinci.
Data ini akan menjadi landasan strategis bagi pemerintah dalam menentukan kebijakan ke depan.
“Kami optimis target yang telah ditetapkan dapat tercapai,” pungkas Dian.
Langkah Konkret dan Fokus Edukasi
Sekretaris Daerah Ciamis, Andang Firman Triyadi, turut menyoroti berbagai langkah konkret yang dilakukan pemerintah.
Program pemberian makanan bergizi, sosialisasi, serta pendampingan langsung ke keluarga terdampak menjadi bagian dari pendekatan menyeluruh dalam menurunkan angka stunting.
“Keberhasilan ini adalah bukti nyata kerja keras bersama. Namun, masih banyak pekerjaan yang harus diselesaikan, terutama dalam mendeteksi secara akurat anak-anak terdampak untuk memberikan intervensi yang tepat,” ujar Andang.
Ia juga menegaskan pentingnya edukasi kepada calon pengantin tentang pola hidup sehat sebelum dan sesudah menikah.
“Langkah ini sangat penting untuk membangun keluarga yang sehat dan kuat. Dengan begitu, kita dapat menciptakan generasi unggul yang mendukung visi Indonesia Emas 2045,” tambahnya penuh optimisme. (GaluhID/Tegar)