Menurut Edi, teknik dalam pelaksanaan PTM terbatas menggunakan sistem shift. Ada shift satu dan ada shift hari. Pembelajarannya hanya 4 jam.
Kemudian siswa hanya diberikan istirahat selama 10 menit dan istirahatnya di lingkungan sekolah. Tidak boleh keluar dari lingkungan sekolah.
“Kami menganjurkan kepada orang tua siswa supaya memberi anaknya bekal makanan. Jadi saat istirahat itulah siswa memakan bekal yang ia bawa,” jelas Edi.
Pihaknya pun menjelaskan alasan orang tua siswa mendukung adanya pembelajaran tatap muka.
Mereka (orang tua siswa), kata Edi, merasa pembelajaran secara daring atau online tidak efektif. Selain itu menjadi beban tersendiri bagi orang tua.
“Jadi alhamdulillah seluruh orang tua siswa sangat mendukung penuh pembelajaran tatap muka meski secara terbatas serta harus manjalankan prokes Covid-19,” pungkasnya. (GaluhID/Uus)
Editor : Evi