Persis Solo punya nama Marcell Januar, Kanu Helmiawan dan Yussa Nugraha yang punya kualitas mumpuni. Namun, dengan penuh sesaknya skuad dengan pemain bintang, otomatis jam bermain mereka pun akan berkurang.
Tak sedikit pemain dari Eropa yang karirnya mati karena memilih klub yang dipenuhi pemain bintang. Ambil contoh M Salah di Liverpool.
Salah pernah membela Chelsea yang saat itu masih diisi Pedro. Performanya jauh dari kata bagus hingga ia hengkang ke Fiorentina.
Di Fiorentina, performa Salah sungguh luar biasa hingga dilirik AS Roma dan kini bersama Liverpool. Puncak karir Salah berada di Liverpool, karena pemain cadangannya juga tak bisa menandingi Salah.
Poin minus yang kedua juga adalah dengan pemain bintang yang banyak belum tentu bisa membawa prestasi besar. Ambil contoh dua klub kaya raya Eropa, Paris Saint Germain (PSG) dan Manchester City.
Kedua tim ini memiliki pemain bintang yang sangat banyak bahkan sekelas Aguero dan Mahrez ada di bangku cadangan. Namun, kedua tim ini tak bisa berbuat banyak di Liga Champions.
Musim ini juga PSG harus kehilangan gelar Ligue 1 setelah satu dekade ini selalu mendominasi. Jadi uang belum tentu bisa membeli piala.
Itulah plus minus skuad Persis Solo yang memiliki banyak pemain bintang. Pertanyaannya, apakah para pemain muda yang jadi sorotan mampu berkembang? (GaluhID/Putra)