Ciamis, galuh.id – Hujan deras dengan intensitas tinggi yang mengguyur wilayah Kecamatan Purwadadi, Kabupaten Ciamis, Jawa Barat, sejak beberapa hari terakhir, menyebabkan luapan Sungai Apur dan mengakibatkan banjir di empat desa, yakni Sidarahayu, Purwajaya, Karangpaningal, dan Sukamulya.
Fenomena ini terutama berdampak pada area pesawahan yang menjadi sumber penghidupan utama bagi masyarakat setempat.
Menurut laporan yang diterima dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Ciamis, luapan Sungai Apur tidak hanya dipicu oleh curah hujan tinggi tetapi juga diperparah oleh hambatan aliran sungai akibat banyaknya eceng gondok.
Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Ciamis, Ani Supiani, menyampaikan kondisi terkini banjir dan upaya penanganannya.
Dampak Luapan Sungai Apur pada Empat Desa
Luapan Sungai Apur telah merendam area pesawahan di sejumlah wilayah yang tersebar di empat desa. Di Desa Sidarahayu, Dusun Talangbanteng dan Manganti menjadi lokasi yang terdampak paling parah.
Di Desa Purwajaya, banjir melanda Dusun Panineungan, sementara di Desa Karangpaningal, Dusun Langeun tak luput dari genangan. Adapun Desa Sukamulya juga melaporkan area pesawahannya terendam air.
Ani Supiani menjelaskan bahwa dampak banjir ini cukup signifikan, terutama bagi para petani.
Menurutnya, banjir menyebabkan lahan pesawahan yang menjadi sumber penghasilan utama warga terendam, mengancam hasil panen dan perekonomian mereka.
“Kondisi ini memerlukan penanganan cepat agar kerugian bisa diminimalkan,” ungkap Ani saat memberikan keterangan resmi.
Kondisi Diperburuk oleh Hambatan Eceng Gondok
Selain curah hujan yang tinggi, hambatan aliran sungai akibat eceng gondok menjadi faktor utama yang memperparah banjir.
“Eceng gondok yang menumpuk di aliran Sungai Apur telah menghambat jalannya air. Ini menjadi perhatian utama kami untuk segera diatasi,” ujar Ani.
Menurutnya, pembersihan eceng gondok menjadi langkah mendesak untuk mengurangi risiko banjir lanjutan.
BPBD Kabupaten Ciamis telah menerima laporan dari Plt. Camat Purwadadi mengenai kondisi di lapangan.
Saat ini, BPBD tengah berkoordinasi dengan berbagai instansi terkait untuk menyiapkan langkah-langkah penanganan.
Pihaknya akan segera melakukan upaya pembersihan aliran sungai dari eceng gondok, bekerja sama dengan pihak terkait.
“Selain itu, kami juga memastikan mitigasi risiko banjir terus dilakukan, terutama untuk mencegah potensi banjir susulan,” kata Ani.
Ia juga menegaskan bahwa BPBD terus memantau situasi dan berkomunikasi dengan pemerintah desa untuk memberikan bantuan yang diperlukan.
Masyarakat, terutama yang tinggal di sekitar bantaran Sungai Apur, diimbau untuk meningkatkan kewaspadaan selama musim penghujan.
Ani juga meminta warga untuk melaporkan jika ada tanda-tanda peningkatan debit air yang signifikan agar langkah antisipasi dapat dilakukan lebih cepat.
“Kami akan terus berusaha meminimalkan dampak dan memberikan perlindungan kepada masyarakat, khususnya para petani yang terdampak,” tambahnya. (GaluhID/Tegar)