Kedatangan vaksin corona sinovac yang dikembangkan perusahaan farmasi China telah tiba di Indonesia. Sebelum diproduksi massal, vaksin tersebut akan dilakukan uji coba klinis terlebih dulu.
Pembuatan vaksin corona adalah salah satu upaya untuk mengakhiri pandemi global Covid-19. Saat ini, virus corona telah menginfeksi lebih dari 14 juta orang di seluruh dunia.
Vaksin merupakan cara paling efektif untuk menghentikan penularan Covid-19. Karena dengan diberi vaksin, harapannya manusia akan menjadi lebih kebal terhadap paparan virus corona.
Asal Usul Vaksin Corona Sinovac
Sinovac adalah perusahaan farmasi asal Tiongkok yang menciptakan vaksin Covid-19. Vaksin buatan Sinovac ini menggunakan whole-virus-vaccine, artinya vaksin mengandung SARS-Cov-2 yang sudah lemah atau tidak aktif.
Vaksin corona sinovac saat disuntikkan ke tubuh akan memicu tubuh membentuk sistem kekebalan. Sehingga saat tubuh kita bertemu dengan virus corona dari luar, tubuh kita sudah mengenalnya dan siap untuk melawan.
Vaksin corona sinovac sedang dalam uji coba klinis tahap III di beberapa negara. Indonesia berencana memulai uji klinis pada bulan Agustus mendatang. PT Bio Farma dan Universitas Padjajaran bekerja untuk menyiapkan uji klinis selama enam bulan ke depan.
Setelah uji coba berjalan lancar, vaksin corona sinovac akan didaftarkan ke Badan Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM) untuk mendapat ijin edar. Jika BPOM memberi persetujuan, maka vaksin ini akan mulai diproduksi secara massal pada 2021 mendatang.
Kerjasama Sinovac dengan Bio Farma
Alasan Bio Farma memilih Sinovac sebagai mitra adalah karena metode pembuatan vaksin yang sama dari keduanya. Bio Farma memiliki pengalaman dari pembuatan vaksin Pertusis.
Bio Farma menerima 2.400 vaksin Covid-19 dari Sinovac pada 19 Juli lalu. Rencananya, uji coba tahap III akan dimulai pada bulan Agustus mendatang. Uji coba yang bekerja sama dengan Universitas Padjajaran ditargetkan selesai pada Januari 2021.
Ada empat puskesmas yang menjadi lokasi uji coba, yaitu Puskesmas Garuda, Puskesmas Ciumbuleuit, Puskesmas Dago, dan Puskesmas Puter. Individu yang dilibatkan sebanyak 1.620 orang dengan usia berkisar 18 – 59 tahun.
Jika uji coba berjalan lancar, maka Bio Farma akan memproduksi vaksin corona sinovac pada kuartal pertama 2021 dengan menyiapkan 240 juga dosis. Sebelum memulai uji coba, vaksin tersebut masih harus melalui tahap-tahap ijin di laboratorium Bio Farma.
Mengapa Kemunculan Vaksin Corona Begitu Lama?
Jika dibandingkan dengan pandemi Covid-19 yang sudah menyebar ke seluruh dunia, waktu 18 bulan terkesan lama. Padahal, pembuatan vaksin corona kurang dari setahun bisa dibilang sangat cepat. Secara umum pembuatan vaksin bisa memakan waktu 10-15 tahun.
Ada prosedur yang harus dilakukan untuk memastikan vaksin aman, berikut ini tahap-tahapnya.
- Para peneliti mempelajari virus secara rinci
- Mencari cara agar tubuh bisa mengenali dan membuat pertahanan
- Melakukan uji coba pada hewan (tahap ini dilewati, untuk menghemat waktu)
- Uji klinis fase I pada manusia dengan sampel kecil
- Uji klinis fase II pada manusia dengan sampel ditambah dan analisis lebih mendalam
- Uji klinis fase III pada manusia dengan waktu lebih lama
- Persetujuan dari lembaga yang berwenang
Dalam hal ini, BPOM memainkan peran sebagai lembaga yang memiliki wewenang dalam memberi ijin edar. Ketika vaksin corona Sinovac telah menyelesaikan uji klinis fase III, maka vaksin akan didaftarkan ke BPOM untuk disetujui.
Selain vaksin dari sinovac, ada juga dua vaksin lain yang bisa bertujuan menghentikan corona. Vaksin dari Astra Zeneca, perusahaan Inggris-Swedia yang bekerja sama dengan Universitas Oxford.
Ada juga vaksin corona dari Moderna, yang akan mulai diuji klinis pada 27 Juli mendatang di Amerika Serikat. Sebanyak 30.000 orang dan 87 lokasi akan diikutsertakan dalam uji coba klinis.
Sembari menunggu perkembangan selanjutnya mengenai kelancaran vaksin corona sinovac, mari kita tetap waspada dengan mematuhi protokol kesehatan. Selalu pakai masker saat keluar rumah dan jaga jarak minimal satu meter. (GaluhID/Elsa)