Berita Ragam, galuh.id – Merpati banyak dipelihara bukan hanya sebagai satwa hiasan saja, tetapi burung ini juga banyak dijadikan burung merpati balap.
Sebagaimana yang sudah umum diketahui, burung merpati merupakan salah satu hewan berjenis unggas yang cukup dekat dengan manusia.
Maka, apabila pemeliharaannya dilakukan dengan sungguh-sungguh, dari yang tadinya sebatas hobi justru bisa menjadi penghasilan utama pemiliknya.
Untuk harganya sendiri bervariasi, dari mulai 500 ribu rupiah sampai 5 juta bahkan lebih dari itu. Biasanya, burung merpati dapat digunakan sebagai game atau performing breed.
Dikutip dari Greenerrs, performing breed ada dua macam, yaitu terbang datar dan terbang tinggi. Untuk burung yang terbang datar dinikmati penggemar dari atraksi adu kecepatan pejantan dengan jarak tertentu menuju joki yang memegang pasangannya.
Kisah Peternak Burung Merpati Balap di Serang Banten
Di Serang, ada seorang yang hobi memelihara burung merpati, bernama Agus Irianto. Ia memiliki cukup banyak burung merpati di kandangnya hingga berjumlah ratusan.
Dalam wawancaranya bersama chanel youtube NEC Project ia banyak menceritakan soal hobinya tersebut. Agus yang sejak umur 10 tahun sudah hobi memelihara burung ini memiliki tim yang ia beri nama “AG TEAM JARANG TIDUR”.
AG diambil dari inisial namanya, yaitu Agus. Sedangkan ‘Jarang Tidur’ terinspirasi dari aktivitasnya yang cukup padat sehingga menyita waktu istirahatnya.
Saat ini, di tim tersebut memiliki seekor burung merpati yang menjadi maskot, yaitu Garong. Awal mulanya Garong didapatkan dari hasil pemantauan dan pembelian Agus dari sebuah tim kecil.
Semenjak pertama mengamati, Agus sudah tertarik dengan Garong, menurutnya burung tersebut istimewa.
Sebelum dibeli oleh Agus, merpati tersebut bernama BMW, dan ketika sudah dibeli oleh Agus, ia mengganti namanya menjadi Garong. Sejauh ini, Garong sudah berhasil membuat pemiliknya mendapatkan 6 mobil, 4 mobil diantaranya masih baru, sementara 2 lagi mobil second.
Sedangkan kalau motor, menurut Agus sudah tidak terhitung. Melalui joki Agus, Garong pernah ditawar seharga Rp 1,5 M, dan sempat ditambah menjadi Rp 1,7 M. Tapi sampai saat ini Agus belum mau melepaskannya.
Agus memiliki beberapa orang pekerja dengan tugas yang berbeda-beda. Ada yang bertugas sebagai joki, ada juga yang bertugas untuk merawat burung dan sangkar.
Menurut Yudi, yaitu salah seorang joki pelapis dan joki rawat di tim AG menjelaskan bahwa perawatan yang dilakukan sebetulnya tidak ada yang spesial. Seperti biasa, setiap pagi burung sudah keluar kemudian dijemur serta perawatan-perawatan lain pada umumnya.
Sementara perawatan sangkar sendiri yang paling diperhatikan adalah kebersihannya. Sebab kalau sangkarnya bersih, maka otomatis burungnya bisa sehat.
Setiap sangkar disimpan kran air, sehingga setiap kali membersihkan kotoran bisa langsung dialirkan ke tempat pembuangan.
Agus menjelaskan bahwa sekarang turunan dari garong (burung merpati balap) sudah lumayan banyak, dan jika ada yang berminat untuk membeli, bisa langsung menghubungi Agus atau jokinya. (GaluhID/Iman)