Berita Ciamis, galuh.id – Dinas Kesehatan (Dinkes) Ciamis melakukan uji lab sampel permen jari. Permen ini yang diduga menyebabkan 4 anak di Ciamis keracunan. Bahkan, 1 anak diantaranya meninggal dunia.
Sebelumnya, pada Sabtu (29/8/2020) malam, 4 anak asal Desa Gunungsari, Kecamatan Sadananya kabupaten Ciamis, dilarikan ke rumah sakit karena menderita diare berat.
Tiga anak dirawat di RSUD Ciamis, 1 anak lainnya dirawat di rumah sakit lain. Namun, seorang anak diantaranya meninggal dunia dalam perjalanan menuju rumah sakit.
Dinkes Ciamis bersama Loka POM Tasikmalaya pun langsung menindaklanjuti kejadian tersebut dengan melakukan penelusuran. Bahkan mengambil sampel permen jari untuk diteliti lebih lanjut.
Tita Supartini selaku Kasi Penyehatan Lingkungan Dinkes Ciamis mengatakan pihaknya bersama Loka POM Tasikmalaya telah mengonfirmasi kepada orang tua korban pada Selasa (1/9/2020).
Namun dari hasil konfirmasi, orang tua korban lupa dan tidak mengetahui persis makanan apa yang dikonsumsi oleh anak-anaknya. Karena kejadiannya sudah lama.
“Anak-anak makan apa saja. Minum apa saja. Jajan apa dan dari mana jajannya. Harusnya data itu ada. Tapi tak bisa didapat dari orang tua,” kata Tita.
Uji Lab Permen Jari 8 Sampel
Tita tidak bisa memastikan anak-anak tersebut keracunan permen jari. Karena dari informasi, anak makan permen dalam jumlah banyak dan terus-terusan sejak hari Senin pekan lalu.
Delapan sampel permen jari dibawa untuk uji lab. Tapi belum diketahui sampel itu memenuhi kriteria atau tidak untuk diperiksa. Karena untuk pengujian sampel ada kriteria tertentu.
”Jumlahnya sedikit. Jadi belum tahu memenuhi kriteria untuk diperiksa atau tidak. Takutnya kurang. Karena kan ada kriteria berat tertentu untuk pengujian sampel,” ungkap dia.
Selain itu, terdapat beberapa jenis permen yang ada antara permen lipstik, permen jari atau permen dot. Dinkes Ciamis dan Loka POM khawatir menguji sampel yang berbeda dengan yang dimakan oleh anak tersebut.
Loka POM juga telah datang ke lokasi tempat pedagang untuk mengecek. Namun hasil pemeriksaan sampel tidak bisa dipastikan kapan. Karena pemeriksaaan memerlukan waktu cukup lama.
“Pemeriksaan sampel permen jari ini upaya kita. Untuk mengantisipasi supaya tidak terjadi kepada anak lainnya. Semoga hasilnya secepatnya bisa diketahui,” pungkasnya.
Pasien Alami Diare Berat
RSUD Ciamis membenarkan pihaknya menerima 3 pasien anak dari satu keluarga. Namun seorang anak telah meninggal saat dibawa ke RSUD. Sedangkan 2 anak lainnya berhasil diselamatkan.
“Pasien datang kesini dalam keadaan diare berat. Datang pada Sabtu malam kemarin. Keluhannya diare, muntah, pusing,” ujar Kasi Pelayanan RSUD Ciamis Eri Arifah, Selasa(1/9/2020).
Eri menegaskan 2 anak yang berhasil diselamatkan tersebut telah menjalani perawatan intensif di RSUD Ciamis. Kini sudah dinyatakan sehat dan siap pulang ke rumahnya.
Namun, pihaknya belum bisa memastikan penyebab keracunan karena permen. Sebab, perlu penelusuran makanana lainnya yang juga dimakan pasien. Terlebih kejadian itu menimpa anak dari satu keluarga.
”Untuk pemeriksaan perlu ada kolaborasi. Baik dengan BPOM dan pihak lainnya. Tidak bisa langsung menyimpulkan begitu saja,” ucapnya.
Bungkus Permen Jari Dikoleksi Anak
Sementara orang tua dari pasien, Aef Saeful Hidayat, memiliki dugaan kuat bahwa ketiga anaknya keracunan karena permen jari.
Pasalnya, bungkus permen yang dijadikan mainan jari dan disusun panjang, banyak dikoleksi oleh anaknya. Ia juga memastikan selama ini makanan yang biasa dikonsumsi aman.
Aef mengaku tidak mengetahui persis darimana anak-anaknya membeli permen tersebut. Karena di rumah yang tersisa hanya bungkus plastiknya saja yang dijadikan mainan.
Ia pun berharap pengawasan makanan pedagang di warung diteliti keamanannya. Penjual dan yang memproduksi harus memperhatikan kesehatan.
”Jangan ada korban lagi. Mudah-mudahan tidak terulang. Mungkin ini cobaan bagi keluarga saya,” katanya. (GaluhID/Evi)