Jumat, November 22, 2024

Ada Apa Dengan Celana Dalam Wanita di Astana Gede Kawali Ciamis?

Baca Juga

Galuh ID – Ada pemandangan unik apabila Anda berkunjung ke sekitar lokasi kolam Cikawali yang berada di areal situs Astana Gede Kawali Kecamatan Kawali Kabupaten Ciamis Jawa Barat.

Di sekitar kolam tersebut, banyak ditemukan celana dalam wanita, baik yang tersangkut di pohon ataupun berserakan di tanah. Rupanya celana dalam itu milik para peziarah yang dibuang usai ritual mandi di kolam Cikawali.

Budayawan Ciamis yang juga merupakan warga di Astana Gede Kawali sekaligus petugas di Astana Gede Kawali, Fahmy Husnulyaqin mengatakan jika banyak peziarah wanita yang melakukan ritual mandi di kolam Cikawali. Mereka meyakini bahwa kolam yang airnya sejuk dari sumber mata air ini dulunya sering digunakan tempat mandi oleh Diah Pitaloka Citra Resmi yang merupakan putri dari Raja Kerajaan Galuh.

Diah Pitaloka ini terkenal dengan kecantikannya, bahkan dia sempat diinginkan oleh Hayam Wuruk dari Kerajaan Majapahit untuk dipersunting menjadi istrinya. Namun, pernikahan keduanya batal menyusul terjadinya tragedi perang bubat yang menjadi sejarah kelam dalam perjalanan Kerajaan Galuh dan Majapahit.

Hal inilah yang membuat kolam Cikawali diburu para peziarah wanita, kebanyakan mereka memiliki problem dalam kehidupannya atau berharap wajahnya ingin menjadi cantik dan menarik.

“Entah bagaimana awalnya, setiap peziarah wanita usai melakukan ritual mandi di kolam tersebut pastinya langsung melempar celana dalam bekas yang sudah dipakainya, ritual lempar celana dalam itu sebagai simbol membuang sial dan berharap keberuntungan dalam kehidupannya,” terang Fahmi.

 

 

Menurut Fahmi setiap malam Rabu dan malam Jum’at memang banyak peziarah dari Jawa Tengah. Jadi, kalau hari Rabu atau Jum’at pagi datang ke sekitar area Cikawali, pasti banyak ditemukan celana dalam yang nyangkut di pohon ataupun berserakan di tanah.

Dari keterangan Fahmi diketahui jika warga sekitar Astana Gede tidak ada yang melakukan rituali mandi dan lempar celana dalam ini, ritual hanya dilakukan oleh peziarah yang kebanyakan berasal dari Jawa Tengah.

“Masyarakat sini (sekitar Astana Gede, red) tidak ada yang percaya dengan ritual semacam ini, bahkan adanya ritual yang dilakukan oleh orang luar ini justru membuat warga geram,” pungkas Fahmi.

(Fahmi)

- Advertisement -

Tinggalkan Balasan

- Advertisement -
 
 
Berita Terbaru

Dinding Rumah Warga Tambaksari Ciamis Jebol Akibat Dorongan Tanah

Ciamis, galuh.id - Dinding rumah warga di Kecamatan Tambaksari, Kabupaten Ciamis, jebol akibat dorongan tanah dan resapan air, Kamis...

Artikel Terkait