Ciamis, galuh.id – Ahmad Heryawan, tokoh masyarakat sekaligus Gubernur Jawa Barat periode 2008-2018 mengajak warga Jabar untuk menikmati proses Pemilu 2019. Aher, sapaan akrab tokoh yang satu ini mengatakan bahwa Pemilu 2019 merupakan salah satu proses NKRI yang harus dilaksanakan 5 tahun sekali.
“Karena proses lima tahunan ini, maka yang terpenting adalah bagaimana Pemilu ini berlangsung dengan baik dan hasilnya pun terbaik untuk bangsa ini,” kata Aher yang dijumpai usai Munas NU di Kota Banjar, Rabu (27/02/2019).
Menurut Aher, Pemilu akan berlangsung baik, bila tidak ada satu pihak yang saling intervensi tugas-tugas yang lainnya. Sikap tidak saling intervensi ini, kata Aher, akan mempengaruhi netral tidaknya suatu pihak dan berpengaruh pula pada kualitas demokrasi.
“Kita juga berharap karena masyarakat semakin dewasa untuk menjaga diri,” ucapnya.
Menjaga diri yang dimaksud Ahmad Heryawan adalah menjaga dari segala hoaks dan fitnah. Caranya, kata Aher, cukup sederhana, yaitu jika berbicara maka bicaralah yang baik-baik. Begitupun ketika menulis, maka menulislah yang baik-baik saja. Karena, kata Aher, jika yang diucapkan ataupun yang ditulis adalah kebencian maka yang keluar adalah ujaran kebencian.
“Hadis nabi saja, kalau tidak baik jangan diucapkan, sama saja kan kalau tidak baik jangan ditulis, lebih baik diam. Anti hoaks itu sederhana, mari kita ajak masyarakat untuk hanya menulis yang baik-baik saja, jangan mengejek, jangan mencaci maki pihak lain, tulis yang baik-baik saja, kalau tidak (baik, red) ya lebih baik diam,” ucapnya.
Aher menambahkan bahwa mengkritik pemimpin itu suatu hal yang wajar, tetapi hendaknya kritikan disampaikan dengan cara yang etis dengan kritis sekaligus. Aher memberi contoh ketika dirinya banyak dikritik di twitter masalah Cigatas, tetapi Aher memilih tidak menanggapinya karena menurutnya para pengkritik tidak memakai cara-cara yang etis. “Sekalipun ke saya sering dikritik juga sama sejumlah orang di sosmed, saya lihat udah tutup lagi, kalau dibuka cape masuk pikiran nanti juga mereka cape sendiri,” terang Aher.
Karena itu, Aher mengatakan perbedaan pilihan itu biasa, jangan sampai menjadi persoalan sosial bahkan jadi konflik sosial. “Mari kita nikmati dengan baik, ini adalah pesta demokrasi, tidak ada masalah apa-apa. Karena itulah kita mengajak masyarakat untuk dewasa untuk tidak menjadikan perbedaan pilihan sebagai persoalan apalagi konflik sosial,” pungkasnya. (Arul)