Berita Ciamis, galuh.id – Dua buah batu unik di Ciamis peninggalan seorang wali yakni Syekh Abdul Wajah menyimpan kisah menarik bahkan unik. Konon mistosnya, ukuran batu ini terus membesar hingga kini.
Batu unik peninggalan wali yakni Syekh Abdul Wajah ini letaknya berada di Makam Gunungsari, Desa Imbanagara, Kecamatan Ciamis, Kabupaten Ciamis.
Syekh Abdul Wajah sendiri merupakan menantu dari Syekh Abdul Muhyi (Pamijahan-Tasikmalaya) dari Mataram.
Dulunya, beliau merupakan salah seorang penyebar agama Islam di wilayah Imbanagara Galuh sebagai penerus dari Syekh Abdul Muhyi.
Sedikit cerita, Syekh Abdul Wajah lahir di Sukapura Tasikmalaya. Namun beliau adalah keturunan asli dari Galuh, yang awalnya bernama Raden Wajah.
Sejak kecil hingga dewasa, beliau diasuh oleh Syekh Abdul Muhyi yang kemudian dinikahkan dengan putrinya, Raden Ajeng Wajah.
Makam Gunungsari merupakan salah satu tempat Syekh Abdul Wajah bersemedi dan menyebarkan agama islam.
Beliau kerap pulang pergi ke wilayah Sukapura dan Galuh dalam menyiarkan agama islam dengan melintasi Sungai Citanduy.
Kuncen Makam Gunungsari, Darman (59) menuturkan, Syekh Abdul Wajah meninggal dunia ketika selesai melaksanakan salat duha di bebatuan Sungai Citanduy.
Batu Unik di Ciamis Selamatkan Jenazah Wali
Air sungai lalu membawa jenazahnya hanyut. Namun, ada dua buah batu yang dengan sendirinya menyelamatkan jenazah Syekh agar tidak hanyut.
“Dua batu menyelamatkan jenazah Syekh Abdul Wajah. Batu itu bergerak sendiri membawanya ke pinggir sungai,” ujarnya, Selasa (22/9/2020).
Kabar meninggalnya Syekh Abdul Wajah kemudian oleh para santri dari Galuh dan Sukapura.
Karena beliau lahir di Sukapura, para santri dari Sukapura lalu mencoba membawa jenazahnya tapi tak ada yang sanggup mengangkatnya.
Sebelum meninggal, Syekh Abdul Wajah pernah berpesan ketika dirinya meninggal ingin dimakamkan di wilayah Galuh (Ciamis).
”Setelah mengetahui wasiat itu, para santri dari Galuh dengan mudah membawa jenazahnya. Lalu dimakamkan di Makam Gunungsari ini karena sebagai keturunan Galuh,” ujarnya.
Batu Berpindah dengan Sendirinya
Darman mengatakan ada keajaiban yang terjadi ketika jenazah Syekh dibawa ke lokasi makam.
Ternyata 2 batu yang diduga menyelamatkan jenazah Syekh telah berada tak jauh dari area pemakaman. Batu itu dengan sendirinya berpindah dari Sungai Citanduy ke lokasi makam.
”Padahal tak ada santri yang membawanya. Jarak ke sungai juga cukup jauh,” ujarnya.
Keunikan dua batu tersebut tak hanya sampai disitu saja, Darman yang sejak kecil bersama kakek dan bapaknya telah lama mengenal makam tersebut.
Batu yang dulunya hanya sebesar ember ukuran sedang, kini membesar sampai dua kali lipat.
“Dulu diangkat oleh 3 orang juga bisa. Sekarang lebih dari 5 orang pun tak bisa. Sejak tahun 70 seingat saya batu itu kecil. Tapi sekarang lebih besar 2 kali lipat,” katanya.
Sedangkan batu yang satunya lagi memiliki ukuran lebih kecil. Batu itu bukan hanya membesar tetapi juga melebar.
Setiap malam Jumat Kliwon banyak peziarah yang datang ke sini. Umumnya para santri tersebut berasal dari berbagai daerah selain dari Ciamis dan Tasikmalaya.
”Mereka berdoa dan tawasulan. Biasanya sampai jam 2 atau jam 3 dini hari,” pungkasnya. (GaluhID/Evi)