Berita Ciamis, galuh.id – Bendungan Leuwi Keris target tuntas pada tahun 2022. Menyikapi hal tersebut Konsultan pembangunan menggelar konsultasi RTD.
Konsultan menggelar konsultasi Rencana Tindak Darurat bersama pemkab Ciamis di ruang Oproom, Kamis (25/3/2021).
Sekda Ciamis mewakili kegiatan dengan diikuti oleh ketua BBWS Citanduy, Forkopimda, SKPD terkait.
Kemudian Camat Cijeungjing serta para perwakilan konsultan pembangunan bendungan Leuwi Keris.
Kepala BBWS Citanduy Bambang Hidayah mengatakan bendungan selain bermanfaat untuk memenuhi berbagai kebutuhan bagi manusia.
Namun juga menyimpan potensi bahaya yang sangat besar bila tidak mengelolanya dengan baik.
Misalnya bisa menyebabkan terjadinya kerugian jiwa dan materi juga hancurnya infrastruktur. Maka dari itu perlu adanya rencana tindak darurat.
Terkait pelaksanaan pembangunan bendungan Leuwi Keris yang terletak diantara 2 kabupaten yakni Ciamis dan Tasikmalaya, maka pihaknya melakukan kegiatan penyusunan RTD.
Sebab RTD ini menurut Bambang merupakan salah satu syarat kelengkapan dokumen untuk proses sertifikasi pengisian waduk.
RTD akan menjadi panduan bagi pengelola atau pemilik bendungan. Dalam hal ini BBWS Citanduy dan Pemda atau BPBD. Dalam melakukan tindakan saat terjadi keadaan darurat pada bendungan.
Sebagai informasi, bendungan Leuwi Keris target secara fisik selesai pada akhir 2022. Sehingga target pada tahun 2023 bisa melaksanakan infounding.
Oleh karena itu, pihak BBWS Citanduy berkonsultasi dengan pemerintah kabupaten Ciamis.
Konsultasi RTD Antisipasi Dampak Bencana Bendungan
Konsultan Pembangunan Leuwi Keris, Luthfi, menambahkan salah satu tujuan RTD Bendungan Leuwi Keris adalah memberi petunjuk yang sistematis.
“Untuk mengenali masalah yang mengancam keamanan bendungan,” ujarnya.
Isi RTD bendungan Leuwi Keris lanjutnya antara lain mengenai pengamanan bendungan. Yang dalam hal ini merupakan tanggung jawab BBWS.
Sedangkan terkait penyelamatan masyarakat, pemerintah kota/kabupaten memiliki tanggung jawab yang sama dengan pengelola.
Menanggapi hal itu, Sekda Ciamis Tatang menyampaikan pembangunan bendungan Leuwi Keris merupakan salah satu upaya pemerintah sebagai projek strategis nasional.
Tatang mengatakan, selain akan banyak mendapatkan manfaat dari bendungan tersebut, tapi juga harus waspada dengan dampak yang sewaktu waktu bisa terjadi.
Maka dari itu menurutnya RTD penting untuk mengantisipasi hal-hal yang tidak diinginkan.
Tatang berharap pihak konsultan melakukan koordinasi terkait pembuatan RTD kepada masyarakat khususnya di wilayah terdekat dengan bendungan.
Selain itu simulasi bencana dan penzonaan wilayah juga penting. Untuk memudahkan masyarakat ketika evakuasi serta penentuan tempat-tempat evakuasi.
Ia berharap mendapat hasil yang terbaik dari konsultasi RTD ini dan bisa jadi pedoman yang baik.
“Sehingga ketika terjadi dampak bisa mencegah dan antisipasi secara cepat dan tepat,” pungkasnya. (GaluhID/Evi)