Ciamis, Galuh ID – Agak runyam mengurai situasi yang terjadi di dapur PSGC Ciamis musim ini. Sebab, banyak faktor yang memengaruhi tren negatif PSGC, mulai dari pemilihan pelatih, pramusim yang tidak efektif hingga perekrutan pemain yang seperti alakadarnya.
Tidak kondusifnya kondisi PSGC Ciamis dimulai ketika manajemen menunjuk Herrie Setiawan menjadi nakhoda Laskar Galuh. Sampai pada akhirnya situasi pelik tim tak kunjung reda, meski pelatih kawakan seperti Herie Setiawan pun didatangkan.
Jose -panggilan akrab Herrie Setiawan- belum bisa berbuat banyak untuk perubahan PSGC ke arah yang lebih baik. Sebab, mayoritas pemain yang ada di tim bukanlah kehendaknya.
Alhasil, mantan asisten pelatih Persib Bandung tersebut memilih mundur setelah PSGC Ciamis 6 kali kalah beruntun dan tidak pernah mendapat point sejak Liga 2 Wilayah Barat bergulir.
Pelatih Andri Wijaya menjadi harapan terakhir PSGC Ciamis. Dirinya menggantikan pelatih Herrie Setiawan yang mengundurkan diri menyusul rentetan kegagalan PSGC di kompetisi Liga 2 2019.
Misi sulit diusung Andri Wijaya yang menjadi bagian dari misi penyelamatan PSGC. Saat itu PSGC sedang karam usai ditinggalkan Jose dan sempat diambil alih oleh asisten pelatih Ayi Daud dan Heri Rafni Kotari sampai akhir putaran pertama. Namun problem PSGC tak kunjung berakhir.
Padahal saat dinakhodai oleh pelatih lokal Ciamis menjadi sebuah angin segar bagi suporter yang merasa yakin bakal bertahan di Liga 2.
Selain memperbaharui pelatih, memasuki putaran kedua PSGC Ciamis merekrut 10 pemain baru dan mencoret 8 pemain yang tidak cukup banyak kontribusinya bagi tim.
Meski begitu di Liga 2 2019, PSGC tampil tak berdaya, lantaran finish di urutan ke-11 Wilayah Barat dengan mengumpulkan 19 poin saja. Hal ini membuat PSGC degradasi.
Kegagalan PSGC Ciamis bertahan di Liga 2 menjadi pembelajaran untuk tak main-main dalam membentuk sebuah tim. Seperti diketahui PSGC Ciamis punya persiapan satu bulan dalam membentuk tim di awal musim.
Liga 2 usai, namun Liga 3 Zona Jawa Barat Seri 2 bergulir di awal bulan November ini. Tim satelit PSGC Ciamis yaitu Galuh FC menjadi salah satu tim pesertanya.
Pembagian Kasta di Liga 3 Jawa Barat 2019
Kompetisi Liga 3 tahun 2019 untuk wilayah Jawa Barat mengalami sejumlah perubahan. Salah satu perubahan yang dilakukan adalah terbaginya kompetisi Liga 3 Jawa Barat ke dalam dua kasta yaitu Seri 1 dan Seri 2.
Hal ini sesuai dengan keputusan Kongres Tahunan Asprov PSSI Jawa Barat yang digelar pada tanggal 27 April 2019 lalu. Hasil dari kompetisi Liga 3 Jawa Barat Seri 2 ini akan diambil tiga tim terbaik untuk ikut atau promosi dari Seri 2 ke Seri 1.
Namun klub yang ingin mengikuti kompetisi Liga 3 Jawa Barat Seri 1 harus lolos proses club licensing yaitu proses verifikasi dan mendapatkan lisensi dari Asprov PSSI Jawa Barat.
Setidaknya ada empat aspek yang wajib dipenuhi oleh klub calon peserta yaitu standarisasi organisasi dan manajemen klub, fasilitas klub dan fasilitas pertandingan kandang.
Kemudian aspek standarisasi keuangan klub, serta adanya suporting seperti tim unior U-17 atau Sekolah Sepak Bola (SSB) yang berafiliasi dengan klub calon peserta.
Kampanye Galuh FC Kurangi Sampah Plastik
Ada yang menarik dalam setiap pertandingan yang dilakoni oleh Galuh FC di Liga 3 Jawa Barat Seri 2. Sesuatu yang jauh lebih menggoda dari banyaknya gol yang tercipta dalam pertandingan tersebut. Sesuatu yang lebih asyik dari sorakan kemenangan.
Hal menarik itu adalah adanya tumbler air minum untuk pemain yang berada di pinggir lapangan, sebagai pengganti air minum kemasan.
Disadari atau tidak, plastik telah menjadi bagian dari kehidupan manusia. Gaya hidup serba praktis di zaman kiwari jadi jawaban mengapa sampah plastik terus menggunung.
Saat ini, diperkirakan terdapat 150 juta ton plastik di lautan. Plastik merupakan bahan yang tak mudah terurai dan memiliki masa hidup yang panjang. Saat terurai, plastik menyisakan partikel-partikel kecil bernama mikroplastik yang bisa mengancam lingkungan.
Sebelum bahaya akan plastik terus mengancam manusia, tak ada salahnya untuk bergerak. Sejumlah komuntas telah beramai-ramai mengampanyekan gaya hidup less plastic. Kampanye dilakukan untuk memberikan kesadaran terhadap masyarakat tentang perlunya mengubah gaya hidup.
“Salah satu upaya manajemen Galuh FC, untuk mengurangi sampah plastik di lapangan dan mendukung program kampanye Kabupaten Ciamis, bijak menggunakan air dan mengurangi sampah plastik. Alam jaga kita, kita jaga alam,” tutur Ani Supiani, salah satu manajemen Galuh FC.
Sementara itu, capaian Galuh FC di kompetisi Liga 3 Jawa Barat seri 2 sejauh ini sudah lolos ke semifinal. Berarti tinggal selangkah lagi untuk bisa promosi ke Liga 3 seri 1 musim 2020. Selamat! (GaluhID/Dhi)