Tatang juga menjelaskan, untuk ketahanan susu kambing perah hanya 6 jam saja. Jika melebihi 6 jam, maka susu sudah tidak steril kecuali jadikan es agar daya tahan.
Untuk sistemnya sendiri, kambing diperah lalu langsung sterilkan. Kalau jadikan es, bisa tahan sampai 2 mingguan.
“Tapi kalau gak ada es, taruh di luar itu 6 jam. Jika lebih dari 6 jam, susu tersebut sudah tidak steril. Dan untuk pengolahannya sendiri masih tradisional,” jelasnya.
Harapan Ada Bantuan Anggaran dari Pemkab Ciamis
Tatang pun berharap, ke depannya ada bantuan anggaran dari desa atau dari Pemkab Ciamis untuk membeli fasilitas pendukung guna produksi susu yang belum ada.
“Saya hanya menunggu program rutin dari desa. Istilahnya ada uang tambahan modal. Soalnya ini juga kan bikin kandang serta pengadaan kambing. Untuk listrik, tempat pakan dan alat pencacah itu kan belum ada,” tuturnya.
Ia berharap ke depannya program kambing sapera ini terus berlanjut. Meskipun hasil produksi masih sedikit.
Sebagai informasi, pemeliharaan kambing sapera saat ini dikelola oleh Ponjaktan yang berada di Dusun Nanggewer RT 003 RW 002, Desa Jelat, Kecamatan Baregbeg, Kabupaten Ciamis. (GaluhID/Resa)
Editor : Evi