Info liga 2, galuh.id – Pelatih klub sepakbola Persik Kediri, Budiardjo Thalib menegaskan bahwa timnya siap memberi pembuktian pada laga final Liga 2 2019 hari ini. Kini dia ingin mengincar gelar juara Liga 2 2019.
Persik Kediri berhak tampil di babak final kompetisi sepak bola Liga 2 2019 usai di semifinal mengalahkan Persiraja dalam drama adu penalti dengan skor 5-4.
Pasukan Macan Putih bersiap menantang Persita Tangerang di babak final yang akan berlangsung Senin (25/11/19) pukul 18.30 WIB di Stadion Kapten I Wayan Dipta, Gianyar, Bali.
“Kami akan mempertontonkan permainan yang baik, dan menarik agar semua masyarakat Indonesia bisa melihat bahwa kedua tim, Persita dan Persik memang layak ke Liga 1,” tegasnya, pada jumpa pers jelang laga, Minggu (24/11/2019).
Budiardjo menambahkan, ia sudah mengantongi kelemahan dan kelebihan tim Persita Tangerang. Dia berharap laga final ini bisa berjalan menarik. Pasalnya di putaran 8 besar lalu Persik berhasil menundukkan Persita dengan skor 1-0.
“Kami pada babak delapan besar lalu tidak pernah mudah bisa memenangkan pertandingan. Karena Persita tim yang kuat. Kami meraih gol dari bola set-piece,” sambung mantan asisten pelatih Persipura Jayapura tersebut.
Untuk memuluskan rencana itu, pelatih asal Makasar ini sudah coba melakukan membenahi beberapa kekurangan timnya seperti penyelesaian akhir.
“Pada sesi latihan kami banyak memperbaiki penyelesaian akhir. Insya Allah pada pertandingan final besok, kami bisa membuat gol tidak dari bola set-piece,” pungkasnya.
Di sisi lain, Persita yang lolos ke final Liga 2 setelah mengalahkan Sriwijaya FC via adu penalti, melauinasisten pelatihnya Wiganda Saputra menilai bahwa Persik Kediri banyak dihuni pemain cepat yang cukup menyulitkan pemainnya di pertemuan lalu.
“Kita tahu Persik Kediri diisi oleh pemain cepat waktu pertemuan di 8 besar lalu, kita agak kewalahan tahan serangan mereka,” kata Wiganda Saputra, Minggu (24/11/2019).
Namun, ia sudah menyiapkan antisipasi permainan cepat lawannya itu dan berharap agar kekurangan timnya dalam transisi menyerang dan bertahan tidak kembali terulang sehingga bisa mengatasi permainan cepat lawan.
“Evaluasinya, kita agak terlambat ketika menyerang lalu bertahan dan beberapa hari sudah evaluasi semoga di final tidak terulang kembali,” jelasnya. (GaluhID/Dhi)