Berita Ciamis, galuh.id – Juru bicara PIK Covid-19 Ciamis, dr Bayu Yudiawan, mengatakan, gugus tugas percepatan penanganan Covid-19 di tingkat kecamatan dibentuk dan akan membawahi RT/RW/perangkat desa.
Gugus tugas tingkat kecamatan ini terdiri dari Camat, unsur Muspida, TNI (Koramil), kepolisian (Polsek) serta kepala Puskesmas sebagai ketua harian.
Bayu berharap, dengan dibentuknya gugus tugas ini, dapat mempercepat gerak koordinasi dan menguatkan kiprahnya di masyarakat supaya physical distancing bisa lebih efektif.
Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Untuk Hindari Simpangsiur Data
Selain itu, adanya gugus tugas ini juga untuk menghindari simpang siur data, serta meredam hoaks terkait Covid-19.
Puskesmas sebagai gugus tugas terdepan dan pengumpul data, diharapkan bisa mengakomodir kebutuhan-kebutuhan masyarakat. Jadi tak boleh ada puskesmas yang kosong.
Mengenai kendala sarana dan prasarana kesehatan atau alat pelindung diri (APD) masker bagi tim medis, pihaknya mengaku sedang mengakomodir ketersediaan APD tersebut.
Bayu pun mengatakan, ada beberapa Puskesmas di Ciamis yang tidak bisa memberikan pelayanan dengan baik karena ketakutan tidak adanya APD.
Petugas medis yang berada di garda terdepan diakui dr Bayu, memang cenderung memiliki resiko lebih tinggi karena rentan terpapar terus menerus.
Mengingat pentingnya APD bagi petugas medis, pihaknya dengan dibantu masyarakat sudah berupaya melakukan pengadaan masker, meski dengan harga meroket.
Karena sifatnya parsial, APD ini hanya diperuntukan kepada petugas yang melayani saja. Tidak semua petugas diberikan APD.
Diakui Bayu, memang saat ini sulit untuk mendapatkan APD. Bukan hanya di Indonesia saja, bahkan di 186 negara yang terkonfirmasi kasus pun mengalami hal serupa.
“Yang lain WFH, kita FWA. Kita terus bekerja, tapi kita juga butuh dukungan yang lainnya untuk berperang melawan corona,” ujar Bayu
Saat ini, kota Tasikmalaya yang jaraknya tak jauh dari Ciamis, sudah termasuk area terpapar positif Covid. Meski belum masuk zona merah karena belum ada bukti transmisi lokal penularan.
Warga Perbatasan Diminta Jangan Masuk ke Wilayah Beresiko
Sebagai bentuk kewaspadaan dini. Terkait karantina wilayah, bagi masyarakat yang berada di daerah perbatasan diminta untuk tidak masuk ke wilayah yang beresiko tinggi.
“Kalau tidak penting-penting amat jangan masuk ke areal rawan,” tukas Bayu Yudiawan.
Berkaitan dengan kebijakan phsycal distancing, pihaknya pun mengharapkan peran aktif masyarakat untuk membantu mensosialisasikan pencegahan Covid-19.
“Jangan cuek, saling mengingatkan itu lebih bagus, karena memerangi corona adalah tugas kita bersama,” tandas Bayu.
Berdasarkan rilis data PIK Covid-19 Ciamis pada Kamis (26/3/2020), tercatat ada sebanyak 132 orang dalam pemantauan (ODP) dan 5 orang pasien dalam pengawasan (PDP).
Jumlah ODP di Ciamis mengalami peningkatan cukup signifikan. Dimana sehari sebelumnya, ODP di Ciamis berjumlah 116 orang.
Dari jumlah ODP sebanyak 132 orang tersebut, 57 orang diantaranya dinyatakan sudah selesai pemantauan, dan masih dalam proses pemantauan 76 orang.
Sementara untuk 5 pasien dalam pengawasan (PDP), saat ini masih menjalani perawatan medis di ruang isolasi RSUD dan rumah sakit swasta di Ciamis. (GaluhID/Evi)