Berita Ciamis, galuh.id – Harga cabe rawit merah di pasar Banjarsari Ciamis terasa pedas sekali tembus capai Rp 110 ribu per kilo.
Salah seorang pedagang sayuran di Pasar Banjarsari Blok C, Nanang Yani, mengatakan naiknya harga cengek merah ini sudah 14 hari.
”Ini pertama kali di Pasar Banjarsari harga cabe rawit melebihi angka 100 ribu,” ujarnya kepada galuh.id, Sabtu (6/3/2021).
Biasanya kata yani, harga cabe rawit itu naik pada bulan-bulan tertentu. Seperti akan memasuki Ramadhan dan di akhir bulan Ramadhan.
Selain bulan itu, harga cabe rawit juga biasanya naik ketika masuk bulan Idul Adha, Natal dan tahun Baru.
”Tapi di bulan biasa seperti sekarang aneh koq bisa naik, biasanya kan turun,” terangnya.
Ia pun mengaku tidak begitu tahu apa penyebab pastinya cabe rawit merah harganya terasa pedas sekali.
”Penyebabnya saya tidak begitu tahu. Tapi katanya karena barangnya langka,” ucapnya.
Ia sebagai pedagang menjual cabe rawit tergantung dari pembelian atau modalnya. Bila pembeliannya turun maka harga jual cabe rawit pun turun.
”Tapi kalau pembeliannya naik ya terpaksa ikut naik juga,” jelas Yani.
Untuk komoditi lainnya menurut Yani tidak ada kenaikan signifikan. Harganya biasa saja, kadang naik sedikit kemudian turun lagi.
Berbeda dengan cabe rawit merah yang tiap harinya naik terus dan sekarang bertahan di harga Rp 110 ribu per kilonya.
Eni, pedagang seblak di Banjarsari mengatakan naiknya harga cabe rawit yang signifikan sangat berimbas. Pasalnya cengek merah merupakan bahan utama seblak.
“Seblak kan identiknya makanan yang pedas. Jadi ketika harga cabe rawit naik, ya sangat berimbas sekali,” ucapnya.
Ia pun berharap pemerintah dapat turun tangan menstabilkan harga cabe rawit agar tidak terasa pedas sekali.
Selain itu, Eni menilai naiknya harga cabe rawit kali ini tidak wajar sampai melebihi angka 100 ribu/kg.
“Saya khawatir ada yang bermain di balik naiknya harga cabe rawit ini,” pungkasnya. (GaluhID/Uus)
Editor : Evi