Ciamis, galuh.id – Irigasi di Ciamis, tepatnya di Desa Kertaharja, Kecamatan Cijeungjing, longsor. Padahal saluran irigasi tersebut memiliki fungsi vital bagi para petani.
Sekitar 7 hektar sawah dan kolam masyarakat dipastikan terancam tidak bisa terairi.
Diduga Longsor terjadi saat hujan deras mengguyur semalaman. Akibatnya tebing sepanjang 20 meter amblas, dan aliran irigasi tertutup oleh longsoran tanah.
Kepala Desa Kertaharja Aan Taufiqurrahman, membenarkan rusaknya irigasi yang diakibat terjadinya longsor.
“Memang benar di Desa kami telah terjadi longsor. Lokasinya di Irigasi area pesawahan desa kami yang berbatasan langsung dengan Desa Petirhilir Kecamatan Baregbeg,” jelas Aan, Senin (13/1/2020)
“Longsornya irigasi ini kami belum tahu, tetapi kemungkinan besar akibat dari derasnya curah hujan, sehingga tebing tidak sanggup menahan beban tanah,” lanjutnya.
Longsornya irigasi di Ciamis dikeluhkan oleh petani, lantaran air terhambat dan pasokan air ke sawah akan berkurang.
Petani berharap adanya perbaikan irigasi, karena saat ini merupakan masa tanam. Apabila tidak segera diperbaiki nantinya masa paneh terancam gagal.
Mendengar kabar longsornya irigasi sawah di Cijeungjing, Anggota Dewan Provinsi asal Ciamis, Johan J. Jauhari M.Si langsung turun tangan.
Anggota DPRD Jawa Barat Tinjau Langsung
Johan datang bersama rombongan untuk mengecek kebenaran kabar longsornya irigasi di Ciamis, Sabtu, 11 Januari 2020 lalu.
“Saya mendapat informasi dari salah satu warga tentang jebolnya irigasi. Setelah saya lihat ternyata keadaannya cukup mengkhawatirkan juga,” terang Johan.
Johan mengatakan intensitas hujan di Ciamis memang cukup tinggi. Masyarakat diharapkan berhati-hati dengan cuaca saat ini.
“Di wilayah lain, saya mendapat kabar hal yang sama. Banjir dan longsor sudah menjadi bencana langganan di setiap tahunnya,” katanya.
“Makanya, kita harus bisa lebih siap untuk mengantisipasi kejadian-kejadian seperti ini. Kalau sudah seperti ini kan masyarakat juga yang dirugikan,” tambah Johan.
Ciamis, kata Johan, memiliki historis bencana banjir dan longsor. Salah satunya irigasi di Desa Kertaharja tersebut.
“Menurut informasi jaringan irigasi tersebut langganan longsor,” kata Johan.
Karena itu, Johan berharap ada penanganan khusus, karena jika tidak, maka tanah tebing tersebut akan terus bergerak dan sewaktu-waktu bisa longsor.
“Saya berharap pemerintah dapat memberikan bantuan pembangunan irigasi yang jebol agar aktivitas petani kembali normal,” ungkap Johan. (Yayan/GaluhID)