Ciamis, galuh.id – SMKN 1 Rancah, Kabupaten Ciamis, Jawa Barat berhasil meraih juara 1 pada malam anugerah Atikan Jabar 2019 untuk kategori film dokumenter yang diselenggarakan UPTD Tikomdik (Teknologi Informasi dan Komunikasi Pendidikan) Disdik Jabar, beberapa waktu lalu.
Film Dokumenter berjudul Toleransi Masyarakat Susuru itu berhasil mengalahkan 80 finalis dari seluruh sekolah se-Jawa Barat.
Eggy Aditiar, pembimbing tim pembuatan film documenter tersebut, mengatakan, tema toleransi masyarakat Susuru sengaja dipilih seiring isu intoleransi menjelang Pilpres.
“Kami ingin membuktikan bahwa jati diri Indonesia adalah keberagaman, dan kita harus menghargai itu. Dan diangkatnya film Susuru ini membuktikan bahwa di Indonesia khususnya di Ciamis, sejak dulu sudah terbiasa dengan perbedaan, dan tetap bersatu dalam Ikatan Bineka Tunggal Ika,” kata Eggy kepada Galuh ID, Sabtu (24/11/2019).
Kata dia, sebelum suting film di lingkungan masyarakat Susuru yang ada di Desa Kertajaya, Kabupaten Ciamis, tim melakukan riset terlebih dahulu.
“Saat pra produksi kami riset dulu ke Kemenag Ciamis dan FKUB Ciamis untuk mengetahui informasi tentang kampung Susuru, baru setelah itu kami ke sana,” katanya.
Tim yang terdiri dari Eggy Aditiar dan Aef Gunawan sebagai pembimbing, sutradara Cica Aprilianti, dan kameraman Anggi Permana, Muhammad Zulkifri, dan Zidan ini menghabiskan waktu selama 6 bulan, mulai dari pra produksi, produksi sampai pasca produksi.
“Filmnya tidak diupload di Youtube. Pertama karena persyaratan festival filmnya, kedua perjanjian dengan penduduk Susuru-nya, ketiga memang target distribusi kita nonton bareng di berbagai titik di Ciamis,” ungkap Eggy.
Eggy menuturkan pada seleksi awal ada 80 tim yang bersaing, namun hanya 6 finalis yang diundang ke Bandung, salah satunya SMKN 1 Rancah.
“Semua murni kerja anak-anak, apalagi masalah teknis, itu anak-anak semua yang mengerjakan, dari kamera sampai teknik pengeditan,” terang Eggy yang juga guru bahasa SUnda di SMKN 1 Rancah.
Saat suting, lantaran tidak ada yang berasal dari Desa Kertajaya, mereka harus bolak-balik untuk proses pembuatan filmnya.
“Kesulitannya itu, pertama mungkin jarak, terus kalau film dokumenter kan kita ngambil moment, jadi kadang dari tim sudah siap, di lapangan enggak, atau pun sebaliknya,” kata Eggy.
Meski begitu, Eggy bersyukur perjuangan timnya selama 6 bulan membuahkan hasil. Eggy juga mempersilakan siapa saja yang ingin memutar filmnya di berbagai acara.
“Bisa hubungi saya, karena kita memang tidak upload di Youtube,” katanya.
Nah, bagi yang ingin mengundang tim Film Dokumenter SMKN 1 Rancah dan ingin memutar film yang meraih juara 1 tingkat Jawa Barat ini, bisa menghubungi Eggy Aditiar di nomor 0812-2180-8959. Atau bisa datang langsung ke SMKN Rancah. (GaluhID/Ndu)