Berita Ciamis, galuh.id – Kawanan monyet di Karangkamulyan Ciamis merangsak turun ke permukiman warga dan mengambil jajanan para pedagang sekitar lokasi.
Bah Sunarto (45), salah seorang pedagang, mengatakan kawanan monyet di lokasi Karangkamulyan saat ini lebih agresif. Bukan hanya memakan hasil bumi warga saja.
“Tapi juga merangsak ke warung-warung. Mengambil jajanan di warung,” ujarnya, Kamis (28/01/2020).
Pandemi Covid-19 mengakibatkan banyak destinasi wisata sepi pengunjung. Termasuk Karangkamulyan di Kecamatan Cijeungjing, Kabupaten Ciamis, Jawa Barat.
Ketika objek wisata Karangkamulyan ramai pengunjung, kawanan monyet ini selalu diberi makan oleh pengunjung. Selain itu, juga ada pohon buah di dalam destinasi wisata.
Namun, pohon buah itu tumbang karena musim hujan. Sehingga ekosistem pun terganggu. Akibatnya, gerombolan monyet turun dan meresahkan warga.
Destinasi Wisata Situs Karangkamulyan mempunyai lahan kurang lebih 3 hektar. ”Sangat sayang lahan tersebut tidak dipergunakan,” ucap Sunarto.
Di tempat wisata ini dulunya banyak terdapat berbagai macam pohon. Seperti pohon asem, jambu mete dan buah huni. Namun sekarang pohon-pohon itu sudah tumbang.
Menurutnya, bila cagar budaya Karangkamulyan kembali cocok tanam yang menghasilkan buah-buahan, kawanan monyet itu pun tidak akan turun karena kelaparan.
Ia berharap dengan adanya kejadian ini, Pemdes maupun kabupaten atau pusat bisa ada solusi. ”Agar kerugian yang pedagang alami tidak kembali terjadi,” jelasnya.
Sementara itu, Kades Karangkamulyan, M Abdul Haris, membenarkan adanya kawanan monyet yang mengganggu masyarakat dan warung di sekitar lokasi karena kelaparan.
“Sudah ada laporan dari pedagang dan masyarakat. Bahwa ada gerombolan monyet yang mulai meresahkan warga,” katanya.
Pihaknya pun mengaku sudah mencoba beberapa kali berkoordinasi dengan BKPSDA agar segera ada tindak lanjut.
“Kita meminta ke BKPSDA bisa secepatnya melakukan tindakan ke lapangan. Memantau kondisi monyet di Karangkamulyan yang mulai turun dan meresahkan,” pungkasnya. (GaluhID/Aldi)
Editor : Evi