Ciamis, galuh.id – Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Titra Galuh yang merupakan perusahaan milik daerah Kabupaten Ciamis sudah menyalurkan air bersih kepada masyarakat Ciamis yang mengalami kekeringan sekitar 2.354.000 liter sejak bulan Juli sampai dengan November 2019.
Hal tersebut disampaikan oleh Kabag Layanan dan Pelanggan PDAM Tirta Galuh Ciamis, Dadan Hilmy Firdaus saat dikonfirmasi di kantornya, Rabu (20/11/2019).
“Ini bentuk kepedulian pemerintah kepada masyarakat untuk memberikan sumbangan air bersih. Sampai hari ini sudah 2.354.000 liter dan sekarang masih berlangsung karena memang hujan kemaren belum begitu berpengaruh terhadap sumber air yang ada di masyarakat,” ujar Dadan kepada Galuh ID, Rabu (20/11/2019).
Menurutnya, hal tersebut merupakan salah satu bukti bahwa PDAM tidak bisnis oriented, namun mengedepankan aspek sosial untuk membantu masyarakat yang terkena kekeringan.
“Ya kami tidak selalu fokus terhadap keuntungan, namun aspek sosial pun kami tetap berjalan demi membantu masyarakat yang terkena musibah kekeringan,” ucapnya.
Apabila masyarakat mbutuhkan bantuan air bersih, kata Dadan, silahkan ajukan surat dari desa lalu kemudian ajukan ke BPBD atau langsung ajukan ke PDAM. Nanti pihaknya akan melakukan assesment, setelah itu langsung dikirim bantuan air bersih.
“Silahkan ajukan surat ke kami (PDAM) atau ke BPBD nanti akan ditindaklanjuti oleh petugas dan langsung dikirim ari bersihnya,” tuturnya.
Saat ini, Kata Dadan masih terkendala mobil tangki pengangkut airnya, sehingga ketika ada pengajuan dari berbagai wilayah, pihaknya melakukan sistem antri sesuai nomor urut pengajuan.
“Sebetulnya ada juga sih masyarakat yang mengambil langsung ke sini (PDAM) menggunakan mobil hasil dari bantuan masyarakat dan organisasi mayarakat, itupun kami tetap layani supaya warga yang mengalami kekeringan cepat teratasi,” paparnya.
Dadan berpesan kepada masyarakat untuk menjaga lingkungan yang memiliki sumber mata air agar sumber mata air tetap mengalir untuk kebutuhan masyarakat sendiri.
“Jangan sampai mata air yang ada di lingkungan masyarakat dirusak sehingga pada saat musim kemarau mata air tersebut kering dan tidak bisa memenuhi kebutuhan air,” pungkasnya. (GaluhID/Arul)