Sabtu, Desember 20, 2025

Kemarau 2025 Singkat Potensi Risiko Mengintai, BMKG Imbau Masyarakat Waspada

Baca Juga
- Advertisement -
- Advertisement -

Nasional, galuh.id – Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menyampaikan bahwa musim kemarau tahun 2025 telah mulai berlangsung secara bertahap sejak April di sejumlah wilayah Indonesia.

Kepala BMKG, Dwikorita Karnawati, menegaskan bahwa meskipun durasi kemarau perkiraan lebih pendek daripada tahun-tahun sebelumnya, potensi risiko tetap harus diwaspadai.

Menurut analisis BMKG hingga pertengahan April, awal kemarau tidak terjadi serempak di seluruh wilayah.

Sebanyak 115 Zona Musim (ZOM) prediksi mulai memasuki musim kemarau pada April. Jumlah ini akan meningkat pada Mei hingga Juni, mencakup sebagian besar wilayah Jawa, Bali, Nusa Tenggara, Kalimantan, hingga Papua.

- Advertisement -

BMKG mencatat bahwa fenomena iklim global seperti El Nino dan Indian Ocean Dipole saat ini dalam kondisi netral.

Namun, suhu muka laut yang lebih hangat di sekitar wilayah Indonesia perkiraan bertahan hingga September 2025, berpotensi memengaruhi cuaca lokal.

Puncak musim kemarau perkiraan terjadi pada Juni hingga Agustus. Dengan kekeringan paling intens terutama di wilayah Jawa bagian tengah hingga timur, Kalimantan, Sulawesi, Bali, Nusa Tenggara, dan Maluku.

Sekitar 60% wilayah akan mengalami kemarau dengan sifat normal, 26% lebih basah dari normal, dan 14% lebih kering.

- Advertisement -

“Kemarau tahun ini memang lebih pendek di sebagian besar wilayah. Namun, 26% wilayah lainnya, terutama di Sumatera dan Kalimantan, prediksi justru mengalami musim kemarau yang lebih panjang dari biasanya,” kata Dwikorita, Sabtu (12/04/2025).

Strategi BMKG Hadapi Musim Kemarau 2025

Sebagai bentuk antisipasi, BMKG mengeluarkan sejumlah rekomendasi strategis. Di sektor pertanian, petani di imbau menyesuaikan jadwal tanam, memilih varietas tahan kekeringan, dan mengoptimalkan manajemen air.

Sementara itu, wilayah yang prediksi mengalami kemarau lebih basah, di anjurkan memanfaatkan kondisi ini untuk meningkatkan produksi dengan tetap mengontrol potensi serangan hama.

Sektor kebencanaan juga mendapat perhatian, khususnya untuk menghadapi potensi kebakaran hutan dan lahan (karhutla).

BMKG menganjurkan peningkatan upaya pembasahan lahan gambut serta pengisian embung-embung penampungan air, terutama menjelang puncak kemarau.

Selain itu, BMKG mengingatkan masyarakat di wilayah perkotaan terhadap penurunan kualitas udara dan dampak suhu tinggi terhadap kesehatan.

Untuk sektor energi dan sumber daya air, pengelolaan pasokan air secara efisien sangat krusial demi menjaga operasional PLTA, sistem irigasi, dan kebutuhan air baku masyarakat.

“Informasi ini kami harapkan bisa menjadi acuan bagi semua pihak. Terutama pemerintah daerah dan lembaga terkait, dalam merancang strategi adaptif menghadapi musim kemarau 2025,” pungkas Dwikorita.

Informasi cuaca dan iklim terkini dapat diakses melalui situs resmi BMKG di http://www.bmkg.go.id, serta kanal media sosial dan aplikasi InfoBMKG. (GaluhID/Tegar)

Editor: Evi

- Advertisement -
spot_img
- Advertisement -
Berita Terbaru

Konfercab 2025 HMI Ciamis, Bupati Ajak Kader Perkuat Kolaborasi

Ciamis, galuh.id — Bupati Ciamis, Herdiat Sunarya, mengajak kader Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) untuk menjaga idealisme sekaligus memperkuat kolaborasi...

Artikel Terkait

Eksplorasi konten lain dari Galuh.ID

Langganan sekarang agar bisa terus membaca dan mendapatkan akses ke semua arsip.

Lanjutkan membaca