Berita Ciamis galuh.id – Seorang pria di Ciamis menjadi relawan Covid-19 dan rela mengorbankan dirinya demi membantu pasien yang positif terinfeksi virus Corona.
Ohim (27) warga Kecamatan Rajadesa, Kabupaten Ciamis menyampaikan awal mulanya bergabung dengan tim relawan Covid-19 pada Mei 2020 lalu.
Ohim bergabung dengan tim Gorgom, bertugas menjemput jenazah pasien Covid-19 yang meninggal dunia di RSUD dan mengantarkan jenazah ke tempat pemakaman.
Pemakaman jenazah pasien Covid-19 tersebut tak memandang waktu. Kadang berlangsung siang, sore, tengah malam, ataupun dini hari.
Tak jarang pasukan Gorgom Covid-19 yang tangguh dan baik hati ini harus rela kerja saat hujan tengah malam.
Tim relawan Covid-19 sangat rentan terpapar virus karena kerap kontak erat dengan pasien yang positif. Hal itu bahkan bisa membahayakan sendiri.
Namun demikian, Ohim mengaku tidak takut melakoni tugasnya. Ia lakukan tugas itu demi kemanusiaan.
”Ya memang resikonya rentan terpapar. Tapi saya tidak takut. Karena saya menjalankan tugas ini demi kemanusiaan. Istri saya juga mendukung,” katanya, Kamis (17/12/2020).
Ohim pun menceritakan suka duka saat antar jemput pasien Covid-19. Begitu banyak tantangan dari mulai penutupan jalan hingga penolakan dari warga dan kerabat.
Namun hal itu tidak membuat dirinya gentar atau takut. Karena apa yang ia lakukan adalah untuk melindungi warga maupun keluarga sekitarnya.
”Agar bisa mencegah dan memutus rantai penyebaran virus Corona,” ucap Ohim, yang kesehariannya bekerja di Puskesmas Rajadesa ini.
Untuk sukanya masuk tim Covid-19, lanjut dia, bisa menolong orang. Meski risikonya besar, bisa mengancam kehidupan keluarga dan orang – orang sekitarnya.
Terpapar Covid-19 sudah menjadi risiko bagi tim relawan. Begitu pula dengan yang dialami oleh Ohim.
Harapan Relawan Covid-19 Ciamis
Ohim mengaku pertama kali dirinya terkena Covid-19 setelah mengantarkan jenazah pasien positif yang meninggal di RSUD. Tiba – tiba makan ia rasakan tidak enak, badan agak demam.
”Lalu saya melakukan test swab. Kemudian hasilnya positif. Itu sangat mengejutkan,” jelasnya.
Setelah tahu dirinya terpapar Covid-19, ia langsung melakukan isolasi mandiri selama 14 hari. Saat menjalani isolasi, hati dan pikirannya mulai tidak tenang.
Untuk kebutuhan sehari – hari pun, kata Ohim, harus dibantu oleh rekan – rekan atau tetangga dengan cara tidak bersentuhan langsung.
“Menjadi pasien Covid-19 begitu terasa sampai ke hati. Tidak bisa beraktivitas. Tiap hari harus kontrol dan cek sampai benar – benar sembuh,” tuturnya.
Setelah sembuh dari Covid-19, Ohim memutuskan untuk kembali bergabung dengan tim relawan. Membantu tim dalam upaya memutus mata rantai Covid-19.
Dengan kerja dan ikhtiar tim relawan dalam memerangi Covid-19, ia berharap warga Kabupaten Ciamis yang terpapar bisa sembuh dari Corona.
”Dan kondisi Ciamis. Indonesia. Kembali normal tanpa rasa takut bayang – bayang Covid-19,” terangnya.
Ohim pun mengajak kepada seluruh masyarakat agar senantiasa disiplin menerapkan protokol kesehatan 3M demi memutus mata rantai penyebaran Covid-19.
Ohim berharap kepada pemerintah agar bisa lebih memperhatikan keberadaan tim relawan Covid-19. Karena menurutnya, perhatian pemerintah untuk relawan masih kurang.
”Harapannya agar pemerintah lebih peduli. Kalau kami ini ada untuk masyarakat. Mohon juga agar ada asuransi untuk kami relawan Covid-19,” pungkasnya. (GaluhID/Aldi)