Ciamis, galuh.id – Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) mengembangkan Kampung Nila di Desa Kawali, Kecamatan Kawali, Kabupaten Ciamis, Jawa Barat menjadi Smart Fisheries Village (SFV) atau Desa Perikanan Cerdas.
Pengembangan ini bertujuan memanfaatkan seluruh potensi desa, baik sumber daya alam maupun sumber daya manusia, dengan menggandeng kemitraan dari berbagai pihak, termasuk pemerintah pusat, pemerintah daerah, hingga sektor swasta.
Kepala Balai Riset Perikanan Budidaya Air Tawar dan Penyuluhan Perikanan Bogor, Dr. Sri Pudji Sinarni Dewi, menjelaskan, konsep Desa Perikanan Cerdas difokuskan pada empat aspek utama, yaitu masyarakat bekerja, ekonomi tumbuh, lingkungan lestari, dan digitalisasi.
“Kita mengoptimalkan semua potensi yang ada untuk meningkatkan aspek-aspek tersebut. Itulah yang disebut Desa Perikanan Cerdas,” ujarnya usai rapat koordinasi program SFV di Opp Room Setda Ciamis, Jumat (18/10/2024).
Desa Kawali dipilih sebagai lokasi SFV di Jawa Barat dari sepuluh lokasi SFV di Indonesia karena komitmen Pemerintah Kabupaten Ciamis dalam mendukung program ini sangat tinggi.
Baca Juga: Ini Daftar Lulusan Terbaik Universitas Galuh Ciamis pada Wisuda ke-39 2024
Menurut Dr. Sri, kemajuan signifikan terlihat di desa tersebut, dengan meningkatnya lapangan kerja, produktivitas usaha budidaya ikan, serta keterlibatan perempuan dalam kegiatan ekonomi lokal.
“Ibu-ibu di Desa Kawali diberdayakan untuk mendapatkan penghasilan tambahan, yang sangat membantu ekonomi keluarga,” katanya.D
Dr. Sri juga mengapresiasi antusiasme masyarakat Desa Kawali yang terus berupaya mandiri, meskipun tanpa ada program pemerintah.
“Mereka sangat aktif dan inisiatifnya luar biasa. Kami juga selalu mendampingi dengan para penyuluh dari KKP yang ditempatkan di lapangan,” tambahnya.
Sebanyak 17 penyuluh di Ciamis ditugaskan khusus untuk mendukung keberhasilan program SFV ini.
Pemerintah berharap Desa Kawali dapat menjadi model yang sukses dan diterapkan di wilayah lain.
Desa Kawali Jadi SFV Didukung Penuh Disnakkan Ciamis
Program ini juga didukung oleh Dinas Peternakan dan Perikanan (Disnakkan) Ciamis. Disnakkan kesiapan untuk menjadikan Desa Kawali sebagai pusat budidaya ikan nila berkualitas.
Inovasi lain yang diperkenalkan dalam pengembangan ini adalah penggunaan teknologi digital dalam pemasaran dan pencatatan produksi.
Dengan digitalisasi, distribusi dan analisis data dapat dilakukan lebih cepat dan efisien, memperluas pasar serta meningkatkan produktivitas desa.
Selain itu, program ini juga menambahkan segmentasi budidaya. Tidak hanya pada ikan nila, tetapi juga ikan nilem dan ikan hias seperti koi. Bantuan benih unggul dengan sertifikasi juga disediakan oleh Disnakan Ciamis untuk memastikan kualitas produk yang dihasilkan dari Desa Kawali.
Tidak hanya fokus pada budidaya, kelompok pengolah dan pemasar (Poklahsar) di desa ini juga didorong untuk mengolah ikan menjadi produk diversifikasi. Seperti es krim dari daging ikan atau produk olahan lainnya, sehingga tidak ada bagian yang terbuang.
“Keterlibatan perempuan dalam proses pengolahan ini menjadi salah satu kekuatan utama dalam mendorong ekonomi desa,” ujar Sri.
Apresiasi Program SFV
Di kesempatan sama, Sekretaris Daerah (Sekda) Ciamis, Andang Firman Triyadi, menyampaikan apresiasinya terhadap program SFV ini.
Ia berharap Desa Kawali bisa menjadi model pengembangan yang tidak hanya sukses di tingkat kabupaten, tetapi juga di tingkat provinsi dan nasional.
“Mudah-mudahan Kampung Nila ini menjadi salah satu sentra untuk budidaya ikan nila. Serta menjadi referensi bagi pengembangan budidaya di wilayah lainnya,” kata Andang.
Kepala Dinas Peternakan dan Perikanan (Disnakan) Ciamis, Giyatno, juga menyambut baik kolaborasi ini. Ia menegaskan kesiapan Kabupaten Ciamis untuk menjadi produsen ikan nila berkualitas. Hal ini juga dukungan penuh dari berbagai OPD terkait, termasuk dari Pemprov Jabar.
“Kami sangat support dengan program ini. Kami di daerah sebagai pelaksana akan melaksanakan sebaik mungkin,” ujarnya.
Baca Juga: Seluruh SDM PKH Ciamis Daftar P3K Kemensos, Korwil Jabar Pantau Langsung Pendaftaran
Untuk mendukung program ini, Disnakan Ciamis telah mengembangkan inovasi bernama Si Budi Dikucir Oke Kan (Strategi Pengembangan Budidaya Ikan dengan Sentuhan Teknologi Kincir Air dan Pengolahan Ikan Kekinian).
Selain Desa Kawali sebagai piloting project, Giyatno juga berencana mengembangkan program ini di lima lokasi lainnya.
“Harapan kami, Desa Kawali bisa menjadi model yang berhasil. Sehingga nantinya konsep ini bisa diterapkan di wilayah lain di Ciamis,” katanya.
Giyatno juga optimis bahwa dengan komitmen dan dukungan penuh dari Pemerintah Kabupaten Ciamis, Desa Kawali dapat terus maju dan menjadi percontohan dalam pengembangan desa perikanan cerdas di Indonesia. (GaluhID/Resa)