Banjarsari, galuh.id – Prestasi sepakbola Kabupaten Ciamis sudah membaik, PSGC Ciamis naik kasta kembali ke Liga 2 Indonesia, pemain muda bermunculan, dan para aktor-aktor pengadil lapangan mampu berkiprah di level Nasional. Semua hal tersebut membuat bangga masyarakat Tatar Galuh.
Namun kebanggaan tersebut, rupanya belum mampu dirasakan oleh sebagian penggiat sepakbola yang berada di Ciamis Selatan. Kenyataan miris justru terjadi di lapangan sepakbola sebagai sarana olahraga yang perlu diperhatikan oleh pemerintah. Keadaan beberapa lapangan sepakbola di Banjarsari dianggap tidak layak untuk dijadikan sebagai tempat bermain sepakbola.
Galuh ID menemui penggiat sepakbola Pemuda Mandiri Banjarsari saat pelaksanaan pemasangan Papan Peringatan Penggunaan Fasilitas Olahraga di Lapang Sepakbola Desa Banjarsari, Minggu (5/5/2019).
Boby Irawan selaku Ketua mengatakan, Pemuda Mandiri mengambil sebuah inisiatif untuk membereskan lapang sepakbola Banjarsari karena kondisinya yang tidak terawat, baik dari segi penataan maupun kontur tanah.
“Di lapang ini, tinggi lapang sama dengan tinggi sawah yang berada di sekitarnya, sehingga ketika hujan turun air tergenang. Begitu juga sebaliknya ketika musim kemarau keadaan tanah retak-retak, tidak rata dan berlubang seperti sawah yang sering kita temukan ketika musim kemarau,” kata Boby pada Galuh ID, Minggu (5/5/2019).
Menurutnya, kondisi tersebut sangat membahayakan pengguna lapang. Karena itu, pihaknya pun tergerak untuk memperbaiki lapang sesuai dengan kemampuan mereka.
“Sedikit demi sedikit tanpa ada bantuan dari manapun dengan alat seadanya. Alat yang digunakan pun hanya menggunakan parang, mesin rumput yang kami pinjam dari tetangga, bahkan kami membereskan dengan tangan kosong. Namun alhamduliah dari jumlah anggota kami sebanyak 50 orang, dapat bahu membahu memperbaiki lapang,” jelasnya.
“Langkah ke depan, kami akan berupaya kepada pemerintah terkait untuk berpartisipasi dalam perbaikan lapang maupun operasional kami di lapangan. Kami berharap pemerintah merespon jangan sampai ada anggapan dari masyarakat bahwa Banjarsari dan wilayah Ciamis selatan dianaktirikan karena pembangunan sarana olahraga yang tidak merata,” katanya.
Lebih lanjut Boby berharap agar pembangunan tidak hanya terpusat di pusat kota atau Ciamis Utara, karena menurut Boby, warga Banjarsari juga sama kedudukannya sebagai warga Kabupaten Ciamis.
Boby juga mengingatkan jika keberadaan lapangan itu penting untuk memberikan ruang kreatifias terbuka pemuda dalam menyalurkan minat dan bakatnya. Hal ini, kata Boby, merupakan usaha antisipasi dari kegiatan yang kurang positif yang tumbuh masif di kalangan pemuda yang dapat menjadi sebuah karakter negatif.
“Kami mengimbau pula kepada seluruh masyarakat untuk tidak menggunakan lapangan sepakbola Banjarsari di luar kegiatan olahraga. Begitupun masyarakat atau Pemerintah Desa untuk tidak memaksakan kegiatan non olahraga karena hal tersebut akan memperburuk kondisi lapangan,” katanya.
Sementara Asepudin, Satgas Barisan Masyarakat Banjarsari Kawasen Bersatu (BMBKB) mengatakan keberadaan lapang sepakbola yang berada di Ciamis selatan sangat memprihatinkan. Menurutnya, hanya beberapa lapang saja yang keadaannya dalam kondisi baik, namun lokasinya cukup jauh dan sulit dijangkau oleh masyarakat pencinta sepakbola.
“Dari sekian lapangan, hanya Kecamatan Banjarsari yang paling parah,” kata Asepudin.
Asep juga menambahkan, kondisi lapangan rata-rata becek, berlumpur, dan tidak rata. Kondisi ini, kata Asep harus diperhatikan oleh seluruh kalangan yang memiliki kepentingan terhadap kemajuan sepakbola.
“Terutama pemerintah setempat dan Pemerintah Daerah harus memperhatikan kondisi ini, sebagai yang bertanggungjawab atas kondisi buruknya fasilitas olahraga masyarakat,” pungkasnya. (galuh.id/Yanyan)