Berita Ciamis, galuh.id – BKSDA atau Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam Jawa Barat melepasliarkan kembali macan tutul Si Abah ke Suaka Margasatwa (SM) Gunung Sawal Ciamis, Selasa (25/8/2020).
Macan tutul yang sebelumnya tertangkap warga ini kondisinya sudah sehat. Si Abah telah menjalani perawatan selama 2 bulan di Kebun Binatang Bandung atau Bandung Zoo Garden (Bazoga).
Pelepasliaran dilaksanakan di blok Pasir Tamiang, Kecamatan Cihaurbeuti. Lokasi ini sisi lain Gunung Sawal, sangat jauh dari tempat macan jantan ini ditemukan di Cikupa, Kecamatan Lumbung, Ciamis.
Saat proses pelepasliaran, di lokasi terdapat beberapa jaring terutama di depan kandang macan membentuk jalur langsung ke hutan. Pintu kandang lalu ditarik dari kejauhan berjarak sekitar 20 meter.
Ketika macan mulai keluar dari kandang, bunyian dari kentongan dan tembakan dimainkan bersamaan. Tak lama macan tutul Si Abah langsung berlari ke tengah hutan SM Gunung Sawal.
Tujuan kentongan dan tembakan dibunyikan secara bersamaan agar macan tutul tersebut kaget dan berlari dengan hanya melihat ke arah depan supaya tak kembali ke kandang.
Macan Tutul Si Abah Usianya Sudah Tua
Dokter Hewan Kebun Binatang Bandung Dedi menjelaskan menerima titipan macan tutul dari BKSDA Jabar pada tanggal 26 Juni 2020. Saat itu, pihaknya langsung melakukan perawatan dan observasi.
Kondisi macan tutul saat itu sangat lemah, stress, serta ditemukan parasit. Usianya sudah tua sekitar 11 tahun atau 60 tahun usia manusia. Gigi seri macan sudah habis dan taring bawah sudah tanggal.
“Kami melakukan perawatan. Diberi makan daging ayam dan sapi. Juga ayam hidup supaya insting berburunya kembali muncul. 2 kilogram per hari. Macan tutul saat ini dalam kondisi sehat. Siap dilepasliarkan,” jelasnya.
Menurut Kepala BBKSDA Jabar Ammy Nurwati, macan tutul Si Abah ini diperkirakan yang paling tua dari sekitar 11 ekor macan di SM Gunung Sawal yang teridentifikasi.
Berdasarkan pertimbangan, kata Ammy, Si Abah harus dilepasliarkan ke habitatnya di SM Gunung Sawal. Bila di tempat lain dikhawatirkan tak bisa bertahan karena usianya sudah tua.
“Kalau di sini dia sudah mengetahui wilayahnya. Sudah berdasarkan kajian dengan beberapa pakar,” ucapnya.
Tingkatkan Jumlah Populasi Macan Tutul
Ammy berharap macan tutul ini masih bertahan dan bisa meningkatkan jumlah populasi di SM Gunung Sawal. Saat dilepasliarkan, Si Abah tak dipasang GPS polar karena itu hanya efektif selama 3 bulan saja.
“Kita akan lakukan pemantauan dan pengamatan selama 9 hari, setelah macan dilepasliarkan,” kata Ammy.
Pelepasliaran macan tutul Si Abah ini yang kedua kalinya. Sebelumnya pada Oktober 2018 lalu, macan yang sama, di tempat yang sama, dengan kejadian yang sama juga, macan tertangkap warga.
Kemudian macan dilepaskan kembali di SM Gunung Sawal. Namun pada 23 Juni 2020 lalu, macan tutul itu kembali tertangkap.
BKSDA Jabar dalam kasus ini akan meningkatkan aspek sosialisasi ke masyarakat di sekitar Gunung Sawal. Sebab, keberadaan macan tutul ini adalah kebanggaan bagi semuanya.
“Kita harus bersinergis untuk mengatasi persoalan ini. Supaya satwa dan masyarakat sama-sama aman. Sinergis dengan pemda. Kaitan dengan mitigasi dan pemetaan. Bisa dengan regulasi atau Perda,” pungkasnya. (GaluhID/Evi)