Cipaku, galuh.id – Masro (69) sudah lama dikenal sebagai penjaga Tanjakan Alinayin, Desa Jelat, Kecamatan Baregbeg, Kabupaten Ciamis, Jawa Barat. Bahkan Masro disebut-sebut sebagai kuncen tanjakan Alinayin karena konsistensinya menjaga tanjakan tersebut sejak tahun 2011.
Bagi Anda yang bepergian dari Cirebon menuju arah Ciamis atau sebaliknya, pasti melewati tanjakan berkelok-kelok di Jalan Raya Ciamis, tepatnya di Desa Jelat, Kecamatan Baregbeg, Kabupaten Ciamis. Tanjakan ini sudah sering menelan korban jiwa.
Kebanyakan kecelakaan yang terjadi di lokasi ini disebabkan oleh truk-truk yang melintas kelebihan muatan sehingga tidak kuat melewati jalan menanjak di Tanjakan Alinayin.
Masro, sang kuncen Tanjakan Alinayin, tidak ujug-ujug menjadi penjaga di jalan tersebut. Kisah Masro sebagai kuncen Tanjakan Alinayin berawal dari seorang Kapolsek yang menitipkan tanjakan tersebut pada Masro.
“Sudah dari tahun 2011 jaga di tanjakan ini, awalnya ada Kapolsek yang menitipkan, ya sudah bapak di sini saja jaga tanjakan ini, nah sejak saat itu saya ada di sini,” katanya.
Lelaki yang memiliki 5 anak ini mengaku membiayai sekolah anak-anaknya dari hasil menjaga tanjakan Alinayin.
“Sehari tak tentu, kadang 150 ribu, kadang dapat 200 ribu,” ungkapnya.
Masro juga mengatakan tidak ada yang menggajinya, pendapatannya didapat dari pemberian para pengguna jalan.
“Kadang kalau ada mobil Polisi lewat, suka dikasih,” katanya.
Pagi-pagi, Masro sudah berangkat dari rumahnya di Dusun Pasir Panjang, RT 03, RW 10, Desa Jelat, Kecamatan Baregbeg menuju Tanjakan Alinayin lengkap dengan seragam Polisi.
“Seragam ini dikasih juga dari Polsek, setiap bulannya itu selalu dikasih,” kata Masro, ketika disinggung mengenai seragam Polisi yang biasa ia kenakan ketika bertugas sebagai kuncen Tanjakan Alinayin.
Pekerjaannya sebagai penjaga Tanjakan Alinayin digantikan oleh anaknya pada pukul 15.00 WIB. “Jadi gentian, kalau pagi saya yang jaga, kalau sorenya ganti sama anak yang jaga sepulang sekolah,” katanya.
Pesan dari Kapolsek selalu ia pegang ketika bertugas, bagi Masro, walau ia tak mendapat gaji bulanan tetapi pekerjaan yang ia jalani dianggapnya sebagai bentuk pengabdian pada masyarakat, terutama bagi para pengguna jalan yang melintas di Tanjakan Alinayin.
“Asal betul-betul menjaga di sini, begitu dulu pak Kapolsek bilangnya ke saya, menjaga dengan baik,” katanya. (galuh.id/Ndu)