Srianom dalam orasinya menuntut ITDC agar dapat memberdayakan masyarakat lokal.
“Sebagian petugas Marshall memang merupakan pemuda Pujut. Tapi masih banyak hal lain untuk memberdayakan masyarakat lokal,” tegasnya.
Srianom merasa kecewa kepada ITDC lantaran selama ini tertutup. Ia menilai, pihak ITDC tidak mau terbuka dan bekerja sama dengan masyarakat lokal.
Pada kesempatan yang sama, Ketua Karang Taruna Desa Ketara, Vena Supriadi mengatakan, para Marshall yang dipekerjakan dalam ajang MotoGP Mandalika itu hanya diberikan gaji Rp400 ribu. Menurutnya, mereka bekerja selama dua minggu.
“Masih banyak peluang warga lokal. Agar bisa diberdayakan dalam ajang MotoGP ini. Kami banyak kemampuan. Tapi untuk bekerja saja tidak diberikan kesempatan,” katanya.
Menanggapi hal ini, Managing Direktur PT ITDC Bram Subiandoro angkat suara, menurutnya tuntutan para pemuda Pujut akan dibahas lebih lanjut dengan pihak terkait.
“Kami akan diskusikan dengan pihak terkait. Untuk mencari solusi mengenai tuntutan warga tersebut. Apa yang menjadi aspirasi para pemuda ini kami diskusikan kembali,” katanya. (GaluhID/Maul)