Berita Ciamis, galuh.id – Meriahkan HUT RI ke-75, warga masyarakat di Ciamis membuat tower berukuran hingga 10 meter untuk dipasangi lampu hias.
Perayaan HUT RI ke 75 di Kabupaten Ciamis berlangsung meriah meski dalam masa pandemi. Warga memasang lampu merah di sepanjang jalan hingga membuat 2 tower berukuran 6 dan 10 meter.
Seperti yang dilakukan oleh warga Dusun Majalaya. Tepatnya, di Desa Imbanagara Raya, Kecamatan Ciamis, Kabupaten Ciamis. Mereka secara swadaya setiap rumah membeli lampu hias lalu memasangnya melintang di jalan desa.
Memasang aneka lampu hias warna warni ini merupakan salah satu cara untuk merayakan hari kemerdekaan Republik Indonesia dalam suasana pandemi.
Dari pantauan di lokasi pada Minggu (16/8/2020) malam, terlihat deretan lampu hias di sepanjang jalan Desa Imbanagara Raya dari mulai Lapang Desa sampai pertigaan. Lampu hias ini bisa dinikmati sampai jarak 500 meter.
Meriahkan HUT RI ke-75, Tower Lampu Hias Jadi Daya Tarik
Sebagian warga membuat tower tinggi dari bambu. Lalu dilengkapi lampu hias aneka warna. Ada juga diantaranya lampu hias berbentuk hewan seperti ikan, burung, baju, bintang, dan bentuk lainnya.
Hiasan lampu ini menjadi daya tarik tersendiri bagi masyarakat sekitar. Banyak diantaranya yang melakukan swafoto di bawah lampu hias dan tower bambu lampu hias tersebut.
Kepala Desa Imbanagara Raya Tarwan Ruhiawan mengapresiasi antusiasme masyarakat di wilayahnya dalam menyambut hari kemerdekaan Republik Indonesia.
Tarwan mengatakan, warga secara sukarela dan swadaya mengeluarkan biaya sendiri untuk menghias kampungnya masing-masing. Dalam situasi pandemi, peringatan HUT RI di tahun ini tidak seperti tahun sebelumnya.
”Namun ada berbagai cara yang bisa dilakukan masyarakat. Seperti memanfaatkan lampu hias. Sehingga perayaan hari kemerdekaan tetap meriah. Tapi dengan mematuhi protokol kesehatan,” katanya, Senin (17/8/2020).
Tarwan juga meminta maaf kepada masyarakat karena di tahun ini tidak diselenggarakan upacara di lapang desa. Sesuai instruksi pemerintah, upacara HUT RI ke 75 dilaksanakan secara sederhana.
Tarwan menambahkan, masyarakat sebetulnya ingin mengikuti upacara seperti biasanya di lapang. Tapi karena dalam imbauan tidak boleh, maka upacara digelar di halaman desa secara terbatas dan sederhana. (GaluhID/Evi)
