Berita Jabar, galuh.id – Kegiatan Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah (MPLS) SMA/SMK tahun ajaran baru 2020 di Jawa Barat (Jabar) dilaksanakan secara online.
Hal itu dilakukan untuk memastikan keselamatan dan kesehatan peserta didik di masa Adaptasi Kebiasaan Baru atau AKB.
Ketua Gugus Tugas Penanganan Covid-19 Jabar Ridwan Kamil mengatakan, kegiatan belajar mengajar (KBM) tatap muka, hanya diperbolehkan di daerah zona hijau. Termasuk kegiatan MPLS.
“Tak boleh ada kegiatan pendidikan tatap muka. Kecuali di zona hijau. MPLS hari pertama tahun ajaran baru, semua masih dilaksanakan secara daring atau online,” ujar Ridwan Kamil, Senin (13/7/2020).
Tahun Ajaran Baru Dilakukan Secara Daring
Kegiatan MPLS atau Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah hari pertama tahun ajaran baru SMA/SMK Negeri secara daring di Jawa Barat diikuti oleh 245.546 orang peserta didik.
Kepala Dinas Pendidikan (Disdik) Jabar Dedi Supandi mengatakan, MPLS secara daring dilakukan karena pihaknya mengutamakan keselamatan peserta didik dari SARS-CoV-2, virus penyebab Covid-19.
“Upaya ini semata demi keselamatan anak didik kita bersama,” kata Dedi, saat membuka MPLS 2020.
Dedi menegaskan, pihaknya akan tetap mengedepankan penerapan protokol kesehatan dalam semua aktivitas kegiatan pendidikan di Jabar.
Update Klaster Institusi Pendidikan Kenegaraan
Ridwan Kamil melaporkan, sebanyak 98 dari sekitar 1.200 pasien positif Covid-19 dari klaster institusi pendidikan kenegaran di Kota Bandung sudah dinyatakan sembuh.
“Laporan dari Panglima Kodam, ada 98 yang dites swab sudah negatif. Jadi tingkat kesembuhannya tinggi,” kata Kang Emil, sapaan akrabnya.
Untuk pengendalian Covid-19 di Jabar, pihaknya akan menerapkan Pembatasan Sosial Berskala Mikro (PSBM). Salah satunya membatasi pergerakan keluar-masuk orang di kecamatan yang rawan penularan Covid-19.
Pengetesan secara masif juga akan dilakukan kepada warga sekitar kecamatan yang rawan terhadap penularan.
”Bagi warga sekitar, tak boleh menolak tes Covid-19. Karena kalau sudah masuk kategori kritis atau merah, maka semua wajib. Tim yang mengetes akan dibantu petugas keamanan,” jelasnya.
Emil juga mengimbau gugus tugas Kabupaten/Kota untuk menahan pembukaan tempat hiburan indoor, seperti bioskop dan karaoke. Dari hasil kajian, penularan Covid-19 di tempat tertutup berlangsung cepat.
“Hasil kajian, virus beredar lebih cepat di indoor. Yang tak berventilasi. Karena droplet muter di situ. Kalau ada ventilasi, droplet terbawa suhu panas ke jendela dan droplet bisa hilang,” jelas Emil. (GaluhID/Evi)