Obat corona Unair siap disempurnakan setelah mendapat masukan dari Badan Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM). Tim peneliti Universitas Airlangga Surabaya (Unair) menyerahkan hasil uji klinis obat covid-19 di Mabes TNI AD akhir pekan lalu. Kini kombinasi kombinasi obat tersebut sedang memasuki tahap perizinan dari BPOM.
Pada Kamis, 20 Agustus, Prof Moh Nasir menyatakan Unair siap sempurnakan obat covid-19 sembari menunggu dan mempelajari masukan tertulis dari BPOM. Demi menyempurnakan uji klinis, tim peneliti sangat terbuka dalam menerima masukan
Obat Corona Unair Siap Disempurnakan
Nasir mengatakan, harapan utama dari pembuatan obat Covid-19 adalah untuk membantu para pasien terutama mereka yang sangat membutuhkan. Tentunya, niatan yang didasari kemanusiaan ini harus mendapat jalan kemudahan agar bisa menjadi menolong bangsa Indonesia keluar dari pandemi.
Setelah menerima masukan dari BPOM, obat corona Unair akan disempurnakan dengan mengambil langkah cepat yaitu tim peneliti mempelajari masukan tertulis terkait uji klinis. Sebelumnya, BPOM telah mengungkapkan temuan ‘critical finding’ terkait kombinasi obat tersebut pada 19 Agustus lalu.
Kepala BPOM, Penny K Lukito menjelaskan bahwa efektivitas obat lebih baik dibanding standar. Namun ada hal yang perlu diklarifikasi, yaitu efektivitas subjek dengan tingkat keparahan sedang atau berat. Karena kebanyakan kasus di Bandung adalah pasien gejala ringan bahkan tanpa gejala.
“Tim peneliti harus melakukan perbaikan dan memberi klarifikasi dengan hasil uji klinis yang valid, jika tidak maka uji klinis kombinasi obat harus diulang,” demikian yang disampaikan Penny melalui konferensi pers.
Melalui Channel Youtube BPOM, Penny juga menyampaikan beberapa catatan mengenai sampel obat corona Unair yang tidak memperlihatkan randomisasi, dan belum menunjukkan hasil yang signifikan.
Kombinasi obat yang saat ini sedang dalam uji klinis terdiri dari:
Lopinavir/Ritonavir dan Azithromycin
Lopinavir/Ritonavir dan Doxycyclin
Hydrochloroquine dan Azithromycin
Menurut Penny dalam konferensi pers video, riset harus memberikan hasil yang berbeda dibanding pengobatan standar. Hingga kini BPOM belum menerima laporan terbaru dari tim peneliti terkait kombinasi ketiga obat corona.
Seberapa Ampuh Melawan Covid-19?
Di sisi lain, berita kemunculan obat corona Unair merupakan angin segar yang dinanti-nanti masyarakat di tengah pandemi. Namun sebelum obat mendapat ijin edar, perlu diketahui terlebih dulu seberapa efektif dalam melawan Covid-19, penyakit yang disebabkan virus corona.
Kombinasi obat yang terdiri dari Azithromycin, Chloroquine, Hydroxychloroquine, Clarithromycin, Doxycycline, Lopinavir Ritonavir, dan Favipiravir merupakan obat yang sudah tersedia untuk Malaria, HIV, dan penyakit lainnya.
Peneliti yang terlibat langsung dalam pembuatan obat corona Unair adalah Kepala Pusat Penelitian dan Pengembangan Stem Cell Dr. dr {Purwati, Spd. Ahli biologi molekuler independen, Ahmad Utomo memberi tanggapan soal kombinasi obat ini.
Ahmad mengatakan bahwa Purwati adalah peneliti yang berpengalaman di bidang stem cell. Pada awalnya, tim peneliti menggunakan studi dengan sel vero 60 persen yang merupakan tahap standar pengujian obat.
Akan tetapi, temuan baru jurnal Nature mengatakan bahwa sel vero tidak cocok untuk obat Covid-19 karena sel vero sangat sensitif dan mudah mati oleh virus corona. Untuk diketahui, sel vero berasal dari kera.
Saat digunakan pada sel paru manusia, hidroksiklorokuin di dalamnya belum tentu bisa menghambat virus corona. Sehingga data ilmiah menunjukkan bahwa riset uji klinis tidak cocok untuk Covid-19.
Tim peneliti Unair kemudian melakukan uji klinis terhadap manusia dengan persetujuan etik menurut prosedur yang berlaku. Dalam prosedur pengujian, tahap ini bertujuan untuk mengetahui jumlah pasien yang berkembang dari ringan menjadi sedang atau berat.
Tim peneliti juga menghitung berapa lama pasien yang dirawat inap dan pasien yang meninggal. Ketika menjalani uji klinis, peneliti mengukur sitokin atau zat yang menimbulkan radang dan melihat kemajuan.
Menurut Ahmad, pengukuran sitokin pada uji klinis obat corona Unair dirasa tidak lazim dalam penyampaian data. Karena peneliti hanya menuliskan simbol perlakuan pada setiap grup tanpa menyebutkan subjeknya. (GaluhID/Elsa)