“Tapi sudah peringati jangan memburunya. Jika alasannya untuk obat, kan obat asma di apotek ada. Yang sudah pasti sesuai dengan anjuran dokter. Kalau memburunya kasihan, dagingnya juga kecil,” tutur Andi.
Oci, salah seorang pengendara, mengaku selalu waspada saat melintas dan tertahan lampu merah saat ada burung kapinis di bentangan kabel sekitaran Alun-alun Kota Banjar.
“Kalau sedang ada burung-burung itu suka was-was dan tidak mau berhenti di bawah kabel. Kalau lagi apes, kotorannya bisa menimpa kepala,” katanya.
Warga lainnya pun kadang mengeluhkan hal tersebut. Karena kotoran burung kapinis di area Alun-alun Banjar ini menumpuk di jalan, trotoar hingga jendela bangunan.
“Kotoran burungnya itu lho, ampun deh,” ujar Oci, warga lainnya.
Sementara Dudung, pedagang sekitar area Alun-alun, menilai kehadiran burung kapinis ini menambah nuansa langit di Banjar menjadi lebih hidup.