Banjar, galuh.id – Pemkot Banjar meraih penghargaan sebagai kota paling inovatif keempat dalam percepatan penurunan stunting tahun 2024 tingkat Provinsi Jawa Barat.
Penyerahan penghargaan bergengsi ini langsung oleh Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat. Kemudian yang menerimanya Pj Walikota Banjar, di Hotel Holiday Inn, Kota Bandung, pada Selasa (26/11/2024) lalu.
Pemkot Banjar dinilai berhasil mengimplementasikan berbagai inovasi dalam upaya penurunan stunting.
Melalui kolaborasi erat antara Organisasi Perangkat Daerah (OPD) dengan berbagai instansi, akademisi, dan masyarakat, Banjar menunjukkan komitmen kuat dalam menghadapi tantangan stunting.
Berdasarkan data dari Elektronik Pencatatan dan Pelaporan Gizi Berbasis Masyarakat (EPPBGM), prevalensi stunting di Kota Banjar sampai November 2024 mencapai 5,8 persen.
Hal itu menunjukkan keberhasilan upaya dari Pj Walikota Banjar, Ida Wahida Hidayati.
Menurutnya, penghargaan ini adalah bentuk apresiasi terhadap kerja keras seluruh tim yang terlibat dalam penanganan stunting.
“Penghargaan ini menjadi motivasi bagi kami untuk terus melahirkan inovasi baru dalam upaya pencegahan stunting di Kota Banjar,” ujar Ida.
“Langkah nyata dalam melaksanakan aksi konvergensi stunting adalah tujuan utama kami untuk menyongsong new zero stunting 2024,” sambungnya.
Percepatan Penurunan Stunting Demi Kesejahteraan Generasi Mendatang
Kepala Dinas Kesehatan Kota Banjar, Saefuddin, juga menyampaikan data terkini terkait kasus stunting.
Pada tahun 2024, kasus stunting pada triwulan pertama mencapai 16,82 persen. Kemudian menurun menjadi 6,25 persen pada triwulan kedua, dan 5,83 persen pada triwulan ketiga.
Namun, pada triwulan keempat, angka tersebut sedikit naik menjadi 6,22 persen. Dengan tambahan 23 kasus baru, sehingga total menjadi 741 kasus.
Baca Juga: Bawaslu Sebut Pilkada Kota Banjar 2024 Lancar Tanpa Pelanggaran
Saefuddin menjelaskan bahwa peningkatan kasus stunting pada triwulan keempat disebabkan oleh beberapa faktor.
Termasuk pertumbuhan tinggi badan anak yang tidak sesuai target, asupan makanan yang kurang. Selain itu rendahnya kreativitas ibu dalam mengolah bahan makanan.
“Pola makan dan asupan protein pada awal pemberian MPASI masih kurang. Tambah banyak bayi yang lahir dengan berat badan rendah,” kata Saefuddin.
Penghargaan ini menegaskan komitmen Pemkot Banjar dalam melawan stunting dan menjadi inspirasi untuk terus berinovasi demi kesejahteraan generasi mendatang. (GaluhID/Diana)
Editor: Evi