Info Liga 1, galuh.id – Musim lalu mungkin salah satu periode paling suram yang menghinggapi Persija Jakarta. Usai menjuarai kompetisi Liga 1 tahun sebelumnya (2018) performa tim menurun tajam.
Sebagai juara bertahan, klub berjuluk Macan Kemayoran itu tampil tak meyakinkan. Mereka hanya finish di urutan ke-10 klasemen akhir Liga 1 dengan nilai 44.
Bahkan dalam 24 laga yang dijalani, catatan Persija Jakarta jauh dari meyakinkan. Jumlah kekalahan mereka jauh lebih banyak dari kemenangan. Mereka kalah 12 kali, serta sisanya 12 kali diraih antara menang dan seri.
Cerita Persija di Liga 1 2019 yang terseok-seok
Bila dilihat perkembangan posisi Persija sepanjang musim, mereka cukup lama berkutat di zona degradasi, bahkan nyaris turun kasta. Tercatat 10 pekan mereka ada di zona merah.
Bukan cuma soal performa tim, tapi juga manajemen klub. Macan Kemayoran tak pernah benar-benar kompetitif di Liga 1 2019 dan Piala AFC, kehilangan semua target pada penghujung musim.
Hal itu ditambah kecerobohan para petinggi dalam melakukan manuver transfer pemain.
Kehilangan dua pilar yang menjadi kunci permainan sekaligus yang membantu meraih titel juara Liga 1 2018, bek Jaimerson Silva dan playmaker Renan Silva.
Kehilangan kedua pemain tersebut awal musim adalah kesalahan pertama. Tanpa pengganti sepadan, permainan Persija langsung ambruk.
Alih-alih mendatangkan pengganti bagi keduanya yakni Steve Paulle dan Bruno Matos, performa Macan Kemayoran malah jadi inkonsisten. Sampai akhirnya dua sosok pemain asing ini jadi korban pencoretan di pertengahan musim Liga 1 2019.
Bahkan sepanjang musim 2019 Persija mengganti pelatih sebanyak tiga kali. Dari Ivan Kolev mereka pecat pada pekan ke-3. Pria asal Bulgaria itu kemudian diganti pelatih Spanyol Julio Banuelos, yang juga dipecat pada pekan ke-19.
Pada pekan ke-20 dan 21 mereka mengandalkan pelatih sementara yakni Sudirman yang sebelumnya menjabat asisten pelatih. Sedangkan pada 12 laga terakhir tim Macan Kamayoran ditangani pelatih Brasil, Edson Tavares.
Meski sempat membaik di tangan Edson Tavares. Namun, mereka tak pernah mampu masuk ke posisi 10 besar. Hanya di pekan terakhir posisi itu bisa diraih dan menutup musim 2019 diperingat ke-10.
Intinya, Persija Jakarta rusak dan terluka. Sekarang, yang perlu dilakukan adalah belajar dari kesalahan dan membangun kekuatan baru. Semua dimulai kembali dari nol: manajemen, pelatih, sampai tim.
Persija Datangkan Pemain Baru
Sergio Farias datang untuk menggantikan Edson Tavares sebagai pelatih kepala, eks pelatih liga Korea Selatan, Pohang Steelers dipercaya membentuk pasukan tangguh, dan semua kelemahan dalam skuat musim lalu siap dibenahi.
Ketika lini belakang menjadi sorotan di musim lalu, sudah jelas ada yang salah. Tim asal Ibu Kota itu kebobolan 42 gol, bandingkan dengan Bali United, tim juara musim lalu memiliki selisih gol 15.
Inilah kenapa Persija memboyong eks Persebaya Otavio Dutra dan Marco Motta. Eks pemain liga Italia, Juventus dan AS Roma itu diharap bisa mengembalikan gawang Persija jadi tembok kokoh.
Kepindahan Motta ke Persija itu mengejutkan publik sepakbola Indonesia. Jika semuanya lancar, masyarakat bisa menyaksikan pemain berusia 33 tahun itu selama berkiprah di Liga 1 2020.
Sementara di sisi kanan pertahanan, Alfath Fathier bergabung untuk memberi bantuan kepada Ismed Sofyan yang sudah mulai dimakan usia.
Di lini tengah, sadar sektor ini perlu tambahan pemain berkualitas, Macan Kemayoran menggaet gelandang Timnas Indonesia, Evan Dimas Darmono.
Satu hal yang patut dinanti juga adalah dampak pensiunnya Bambang Pamungkas. Legenda hidup itu merupakan pemain terbaik Persija, meski beberapa tahun terakhir lebih banyak menghuni bangku cadangan, namun ia kerap memberikan motivasi bagi tim di ruang ganti.
Bahkan, Persija beruntung memiliki Marko Simic. Pemain Kroasia ini menyumbang 28 gol dan menjadi top skor musim lalu. Gol Marko Simic itu melebihi 50 persen dari total gol Persija (43).
Performa buruk mereka juga cukup tertolong oleh laga kandangnya. Dari 17 kali berlaga, mereka menang 9 kali dan kalah 4 kali. Performa kandang mereka yang keenam terbaik di Liga 1 musim lalu.
Sementara dalam laga tandang, Persija Jakarta di Liga 1 hanya bisa menang 2 kali dan 7 kali seri. Performa tandang mereka jadi yang kelima terburuk di musim Liga 1 2019. (GaluhID/Dhi)