Banjar, galuh.id – Pekan Olahraga Kota 2024 (Porkot 2024) resmi dibuka dengan meriah di Taman Kota Lapang Bakti, Kota Banjar, Jawa Barat, pada Selasa (3/12) malam.
Acara pembukaan yang dihadiri oleh ratusan atlet dan masyarakat setempat ini menjadi ajang istimewa, menandai momentum bersejarah dalam dunia olahraga Kota Banjar.
Ratusan atlet dari empat kecamatan di Kota Banjar—Langensari, Pataruman, Purwaharja, dan Banjar—berkumpul untuk memulai perhelatan olahraga yang akan menjadi agenda rutin setiap empat tahun sekali.
Sorak sorai penonton yang memenuhi area Taman Kota Lapang Bakti menambah suasana semarak pada malam pembukaan ini.
Pembukaan Porkot 2024 diawali dengan penampilan memukau dari puluhan pendekar yang tergabung dalam Ikatan Pencak Silat Indonesia (IPSI) Kota Banjar.
Gerakan mereka yang enerjik dan penuh seni berhasil memikat perhatian penonton, membangkitkan rasa bangga akan tradisi bela diri asli Indonesia.
Tak hanya itu, kehadiran “Boti”, maskot resmi Porkot 2024, semakin memeriahkan suasana.
Dengan penuh semangat, Boti memimpin delegasi atlet dari Kecamatan Langensari yang menampilkan atraksi api yang spektakuler.
Pertunjukan ini menjadi magnet tersendiri bagi para pengunjung, termasuk dua warga negara asing asal Jerman dan Turki yang terlihat terpukau dengan aksi-aksi para talenta lokal.
Ketua KONI Kota Banjar, Soedrajat, menegaskan bahwa Porkot 2024 merupakan kompetisi olahraga tingkat kota pertama yang pernah diadakan di Kota Banjar sejak berdirinya kota ini 21 tahun lalu.
“Ini adalah momen sejarah bagi Kota Banjar. Untuk pertama kalinya kita mengadakan Porkot, yang diikuti oleh atlet dari empat kecamatan,” ungkap Soedrajat saat memberikan sambutan, Rabu (4/12/2024).
Ajang ini melibatkan 18 cabang olahraga, yang terdiri dari 14 cabang olahraga prestasi dan empat cabang olahraga exhibition.
Cabang olahraga exhibition, menurut Soedrajat, dihadirkan untuk memberikan kesempatan kepada cabang olahraga yang fasilitasnya belum memenuhi standar nasional.
Ia mencontohkan panjat dinding, yang meskipun fasilitasnya belum memadai, tetap menjadi bagian dari Porkot karena memiliki potensi atlet yang menjanjikan.
Lebih jauh, Soedrajat menekankan bahwa Porkot adalah bagian dari program pembinaan atlet di Kota Banjar.
“Kalau hanya latihan tanpa kompetisi, pembinaan tidak akan maksimal,” jelasnya.
Ia berharap ajang ini dapat melahirkan atlet-atlet berprestasi yang nantinya akan berlaga di ajang lebih tinggi, seperti Pekan Olahraga Provinsi (Porprov) Jawa Barat 2025.
Ajat menambahkan bahwa Porkot tidak hanya menjadi arena kompetisi, tetapi juga sarana memperkuat solidaritas dan semangat olahraga di kalangan masyarakat Kota Banjar.
“Kami menargetkan lahirnya atlet-atlet terbaik dari setiap cabang olahraga, sehingga mereka bisa membawa nama Kota Banjar di kancah yang lebih besar,” tutupnya penuh optimisme. (GaluID/Diana)