Berita Banjar, galuh.id – Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (GMNI) Kota Banjar, Jawa Barat, buka suara soal isu kepala desa boleh dukung Paslon (Pasangan Calon) di Pilkada, Rabu (26/6/2024).
Ketua GMNI Kota Banjar, Kresty Amelania Putri menilai bahwa hal tersebut akan berdampak negatif.
Selain dapat menyebabkan kegaduhan di tengah masyarakat, ia menilai sikap cawe-cawe itu berbahaya.
“Cawe-Cawe dapat menimbulkan bahaya kemana-mana. Bukan dapat menimbulkan ketidaknetralan, melainkan mengurangi tingkat kepercayaan masyarakat terhadap sistem politik,” ujar Kresty.
“Kemudian memperlemah legitimasi pemerintah, serta dapat menimbulkan konflik sosial,” sambungnya.
Sejatinya, baik Pemilu maupun Pilkada memberikan kesempatan bagi masyarakat untuk memilih pemimpin yang akan mengatur berbagai aspek kehidupan.
“Kemudian diyakini akan berkontribusi bagi penguatan demokrasi Indonesia,” katanya.
Salah satu kontribusi pemilihan kepala daerah terhadap penguatan demokrasi adalah meningkatkan akuntabilitas pemimpin daerah.
Akuntabilitas pemimpin penting untuk memastikan bahwa pengambilan kebijakan sesuai dengan kepentingan publik dan tidak hanya menguntungkan segelintir kelompok.
Kresty menilai, pernyataan yang Ida Wahida Hidayati lontarkan selaku Penjabat (Pj) Walikota Banjar, telah melemahkan prinsip-prinsip demokrasi.