Berita Jabar, galuh.id – Urban farming atau bercocok tanam di lingkungan rumah dan perkotaan jadi momentum tepat di saat pandemi Covid-19. Karena memiliki 3 manfaat, yakni ekologi, ekonomi, dan edukasi.
Hal itu disampaikan Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil, dalam acara webinar Marketeers Hangout 2020: Time for Urban Farming, di Gedung Pakuan, Kota Bandung, Kamis (18/6/2020).
“Urban farming jadi momentum yang tepat di masa pandemi, karena memiliki manfaat ekologi, ekonomi dan edukasi,” ujar Gubernur Jabar yang kerap disapa Kang Emil ini.
Pada kesempatan tersebut, Kang Emil juga mengajak masyarakat mengonversikan sekecil apa pun lahan yang ada di rumah untuk dijadikan perkebunan.
Menurut Emil, jenis tanaman yang menjadi favorit petani kota adalah kangkung dan bayam. Karena selain mudah, tanaman tersebut pun dapat dipanen dalam waktu singkat.
“Saya mengajak teman-teman mencari lahan atau mengonversi. Yang jadi favorit petani kota rata-rata kangkung dan bayam. Karena 21 hari bisa dipanen,” ujar Emil.
Urban Farming Sudah Menjadi Passion
Emil juga berkata bahwa dia telah mengonversi lahan rumah dinas dan kantornya dengan stroberi, tomat dan sayuran. Semangat ini diakuinya sudah menjadi passion sejak tahun 2008.
“Saya juga mengonversi rumah dinas dan kantor saya. Ada stroberi, tomat dan sayuran. Semangat itu sudah menjadi passion saya sejak tahun 2008,” jelas Emil.
Menurut Emil, sebenarnya banyak lahan di perkotaan yang dapat digunakan untuk berkebun. Namun yang menjadi persoalan adalah sulit mengajak masyarakat untuk menerapkan urban farming.
Meski demikian, dia mengaku akan melakukan berbagai upaya agar konsep urban farming ini dapat berjalan.
Ketika menjabat Walikota Bandung, dia pernah membaca hasil penelitian dari sebuah disertasi di ITB, yang menyimpulkan bahwa suhu Kota Bandung meningkat.
Kata Emil, salah satu faktor penyebab meningkatnya suhu di Kota Bandung tersebut adalah kurangnya pohon.
Maka, solusi untuk mengatasinya adalah dengan menghijaukan atap-atap bangunan yang sudah tak bisa dibongkar karena peradaban manusia makin kompleks dan populasi makin banyak.
Jika dimungkinkan, gedung-gedung bangunan itu secara konsisten atapnya dijadikan urban farming.
“Solusinya sederhana. Atap-atap bangunan yang sudah tak bisa dibongkar itu dihijaukan secara natural. Kalau bisa seluruh gedung itu konsisten atapnya dijadikan tempat bercocok tanam,” katanya.
Dengan begitu, imbuh Emil, maka suplai makanan berupa sayuran bisa dihasilkan sendiri tanpa harus mengandalkan pada sistem yang ada sekarang.
”Semoga ini menjadi semangat buat kita semua,” pungkas Emil. (GaluhID/Evi)