Jumat, November 22, 2024

Sebut Tidak Ada Kerajaan di Ciamis, Ini Sosok Ridwan Saidi yang Kerap Tuai Kontroversi

Baca Juga

Berita Ciamis, galuh.id – Budayawan Betawi, Sosok Ridwan Saidi, menjadi topik hangat sejak Rabu (12/2/2020), ia membuat heboh dengan pernyataannya yang menyebutkan tidak ada kerajaan di Ciamis.

Pernyataan Babe Saidi tersebut di sampaikan dalam sebuah video wawancara yang diunggah channel YouTube Macan Idealis. Bahkan ia menyebut bahwa Galuh itu artinya ‘Brutal’.

Sontak, pernyataan Babe Saidi mengenai Kerajaan Galuh ini menimbulkan perdebatan di media sosial, terutama warga Kabupaten Ciamis.

Pasalnya, Kerajaan Galuh sudah sejak lama dikenal luas, pernyataan dari Babe Saidi -sapaan akrab Ridwan Saidi- tersebut telah melukai hati warga Kabupaten Ciamis.

Pria berusia 78 tahun tersebut bahkan bakal dilaporkan kepada polisi dalam waktu 2×24 terhitung sejak kemarin siang, Kamis (13/2/2020).

Sosok Ridwan Saidi Sebut Kerjaan Galuh Fiktif

Pernyataan sikap ini rasanya sudah cukup mampu membantah pernyataan Babe Saidi yang menyebut bahwa Kerajaan Galuh hanyalah fiktif.

Apalagi, pernyataan Ridwan Saidi di channel YouTube tersebut juga sudah dibantah keras oleh para budayawan di Kabupaten Ciamis yang menyebut bahwa pendapat ini tidak berdasar.

Menanggapi kontroversi ini, Bupati Ciamis H.Herdiat Sunarya sepakat bahwa Ridwan seharusnya memiliki bukti-bukti yang mendukung pernyataan tersebut.

“Masyarakat Kabupaten Ciamis merasa terusik atas adanya statement Babe Saidi. Kita tanggapi apa yang disampaikan Babe Saidi. Kita tidak ujug-ujug ada Galuh, para professor yang telah meneliti, peninggalannya pun ada,” kata Herdiat, Jum’at (14/2/2020).

Babe Saidi sendiri sejak lama memang dikenal sebagai pribadi yang lantang berbicara, pernyataan-pernyataan yang dilontarkannya kerap memancing kontroversi.

Berikut sosok Ridwan Saidi lahir di Jakarta pada 2 Juli 1942 adalah mantan anggota DPR periode 1977-1987 melalui Partai Persatuan Pembangunan (PPP).

Selain itu Saidi adalah seorang ahli sejarah dan seorang budayawan Betawi. Dia tercatat pernah menimba ilmu di Universitas Indonesia sebagai Lulusan Fakultas Ilmu Sosial Ilmu Politik (FISIP).

Ridwan bahkan kerap terlibat dalam aktivitas pelestarian budaya Betawi, salah satunya dengan menulis buku-buku mengenai masyarakat Betawi.

Buku-buku yang berhasil ia tulis adalah, Anak Betawi Diburu Intel Yahudi (1996) dan Profil Orang Betawi: Asal muasal, Kebudayaan, dan Adat Istiadat (1997).

Bahkan sebagai penulis, sosok Ridwan Saidi pun terbilang produktif dengan melahirkan buku-buku yang juga berbicara soal politik, utamanya di Jakarta.

Buku-buku tersebut antara lain, Golkar Pascapemilu (1992), Status Piagam Jakarta: Tinjauan Hukum dan Sejarah (2007), serta Kepemimpinan Politik Betawi di Daerah Jakarta 1942-1957 dan Akar Kebudayaannya (2010). (GaluhID/Dhi)

- Advertisement -

Tinggalkan Balasan

- Advertisement -
 
 
Berita Terbaru

Kesal dengan Program Naturalisasi Timnas Indonesia, Masyarakat Belanda Desak FIFA

olahraga, galuh.id- Program naturalisasi yang dijalankan PSSI untuk memperkuat Timnas Indonesia kini menuai reaksi negatif dari sebagian masyarakat Belanda.  Bahkan...

Artikel Terkait