“Kita punya RT dan RW, harus saling mengawasi terhadap masyarakatnya. Misal kenapa ibu ini atau anaknya tidak keluar rumah. Bukan kepo, tapi harus melindungi masyarakatnya,” ujarnya.
“Karena kekerasan terhadap anak dan perempuan tidak kelihatan,” tambahnya.
Strategi Pencegahan
Andang menjelaskan, anak merupakan generasi penerus dan jika mentalnya terganggu maka akan berdampak tidak baik bagi masa depannya.
“Sangat miris melihat sekarang, kalau anak kita nangis malah kita kasih handphone selesai dan kita malah asik dengan hal lainnya. Keasikan kita berdampak pada kerugian anak-anak,” ucapnya.
Andang berharap, agar kondisi kekerasan pada perempuan dan anak di Ciamis semakin hilang.
“Semoga Ciamis menjadi kabupaten yang ramah untuk anak dan perempuan,” ungkapnya.
Selain itu ia juga menyebut beberapa strategi dalam mengatasi kekerasan terhadap anak dan perempuan seperti sosialisasi, penanganan, pendampingan mental dan pendampingan hukum.
“Hal tersebut harus diinformasikan dengan itikad kita untuk memperbaiki kondisi, sehingga tidak ada lagi kekerasan terhadap anak dan perempuan,” ujarnya.