Ciamis, galuh.id – Walaupun sering juara, namun atlet sepak takraw Ciamis luput dari perhatian pemerintah. Padahal tim sepak takraw sudah sering menjuarai berbagai kejuaraan.
Misalnya, sepak takraw Popwilda tingkat Jawa Barat tahun 2019 yang membuat nama Kabupaten Ciamis menjadi buah bibir. Hal ini, lantaran raihan prestasi para atlet pelajar sepak takraw yang berhasil menyumbangkan medali juara pertama untuk Ciamis.
Raihan prestasi ini bukan hanya sekali, namun tercatat tim sepak takraw Ciamis sudah 5 kali juara Popwilda dan 3 kali juara Popda.
“Sepak takraw pelajar Ciamis sampai saat ini tidak pernah tidak juara. Medali di Popwil, Popda, bahkan sekelas Porda pun selalu menyumbang medali atau juara untuk Kabupaten Ciamis,” terang Ade Darsono selaku pelatih kepada Galuh ID, Jumat (2/82/2019).
Kata dia, para atlet sepak takraw Ciamis berlatih di berbagai tempat. Ada tempat yang sengaja disewa dan ada juga yang digunakan secara gratis.
“Tempat latihan pertama di samping rumah saya (untuk latian slesialisasi) dan yang kedua di GOR Winduraja Kawali untuk latihan game,” tambah Ade.
Raihan prestasi tim sepak takraw Ciamis, kata Ade, luput dari perhatian pemerintah, termasuk atlet yang dulu pernah berprestasi pun belum mendapatkan reward.
“Ke cabor belum ada subsidi untuk tempat latihan yang layak. Sekarang atlet takraw Ciamis yang senior menunggu uluran tangan pemda Ciamis untuk dipekerjakan. Hari ini sedang mengikuti PRA PON wilayah II di Jakarta sebanyak 2 atlet putri, 1 putra dan 1 orang pelatih,” paparnya.
Para atlet dan pengurus sepak takraw meminta perhatian lebih kepada pemerintah khususnya Kabupaten Ciamis. Karena torehan prestasi yang didapatkan para atlet menjadikan nama Ciamis berkibar dan disegani atlet sepak takraw dari kabupaten lainnya.
“Yang jelas kami mohon perhatian lapangan kerja untuk atlet takraw senior yang berhasil di Porda dan PON. Karena khawatir, yang ditakutkan mereka lari ke daerah lain. Ke Pengcab bantu sarana dan prasarana yang layak, agar prestasi atlet bertahan dari tahun ke tahun. Jangan dimarjinalkan karena alasan olahraga yang tidak populer. Mudah-mudahan pimpinan daerah sekarang ada pembeda ke Cabor kami,” pungkas Ade. (galuh.id/AR7)