Berita Ciamis, galuh.id,– Ada upaya merekonstruksi sejarah Kerajaan Galuh oleh sejarawan Ridwan Saidi. Tetapi argumentasi yang dilontarkan Budayawan Betawi itu keliru dan sesat pikir Ridwan Saidi lantaran tidak mengerti sejarah Galuh yang sebenarnya.
Hal itu diungkapkan Wakil Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Ciamis, Sopwan Ismail di Kantornya, Sabtu (15/2/2020).
“Kenapa Ridwan Saidi mengeluarkan statement yang tidak mengakui Galuh dan mengartikan Galuh dengan bahasa Armenia. Karena Babe Ridwan tidak mengetahui utuh atas sejarah Galuh,” katanya.
Dia menegaskan Ridwan Saidi mengartikan Galuh tidak sesuai dengan kata aslinya. Ridwan Saidi hanya mengungkapkan pernyataan sesuai dengan keinginannya.
“Bagaimana mengartikan Galuh menjadi brutal sesuai kamus Armenia? Karena dari awal Ridwan Saidi sudah sesat pikir sejarah,” ucapnya.
Menurutnya, budayawan yang juga politisi itu hanya berupaya mencari pembenar dengan mengartikan kata dengan bahasa yang tidak sesuai aslinya.
Bahkan, lanjutnya, sesat pikir Ridwan Saidi terlihat dia yang hanya mengarang sejarah dengan bermodalkan nalar. Tanpa tahu sejarah Galuh yang sebenarnya.
“Babeh Ridwan mencoba mereka-reka sejarah, yang dia sebut upaya merekonstruksi, hanya bermodalkan nalar,” katanya.
Dia menegaskan Galuh adalah permata dan kelembutan. Menurutnya untuk apa Warga Tatar Galuh menghakimi orang yang tidak tahu sejarah.
“Saya pikir ya kita maafkan saja. Bukankah akhlak panutan kita saat menghadapi hinaan adalah dengan memaafkannya?” Ucap Sopwan. (GaluhID)