Shayne mengaku, hal itu ia lakukan karena takut dengan pelatih tim muda Ajax.
“Saya masih sangat muda saat itu. Beberapa kali memang diundang untuk bermain di tim muda Ajax, pertama tidak berhasil masuk. Pada undangan kedua, Patrick Ladru mengundang orang tua saya dan memberitahu bahwa saya diterima main di tim E3 Ajax,” ucapnya.
“Itu adalah mimpi yang menjadi kenyataan. Tetapi saya berusia delapan tahun saat itu, saya masih sangat ingat saat sesi latihan dengan Dennis Bergkamp dan Simon Tahamata,” tuturnya.
Ia melanjutkan, sempat memalsukan cedera beberapa kali dalam latihan karena takut dengan teriakan pelatih saat itu.
Masalah Administrasi
Shayne Pattynama sempat terhalang masalah izin kerja saat pertama kali pindah ke Viking FK pada 2021 lalu. Meski begitu, Shayne akhirnya bisa bermain di Viking FK, salah satu klub Norwegia.
Sementara itu, ungkapan kekesalan dari Manajer Viking FK, Eirik Bjorno beberapa waktu lalu sempat diutarakan kepada manajemen tim. Lantaran pihak otoritas kesehatan Norwegia sangat mempersulit kedatangan pemain berdarah Indonesia itu.
“Saya memilih Viking. Selama beberapa bulan terakhir saya telah mendengar tentang minat mereka. Berbicara dengan para pelatih, mereka sepertinya punya rencana baik. Saya merasa baik untuk klub,” jelas Shayne. (GaluhID/Maul)