Banjarsari, galuh.id – Ikatan Pemuda Heas (IPH) untuk pertama kali mengadakan Turnamen Sepakbola Antar SD/MI se-Kecamatan Banjarsari Kabupaten Ciamis. IPH sendiri merupakan organisasi yang dibentuk oleh pemuda dari Dusun Wanasari, Desa Ciherang, Kecamatan Banjarsari, Kabupaten Ciamis yang dibentuk atas dasar kepedulian terhadap kurangnya peran serta pemuda terhadap perkembangan dan pembangunan desa.
Organisasi pemuda yang sudah berdiri cukup lama ini sempat vakum. Saat ini IPH bangun dari tidur panjangnya dan mampu memberikan magnet positif kepada masyarakat dari mulai kegiatan sosial, keagamaan, kepemudaan dan keolahragaan, salah satunya adalah kegiatan dalam rangka menyambut dan memeriahkan Hari Ulang Tahun (HUT) Republik Indonesia Ke-73.
Organisasi pemuda yang awalnya bernama RAMIDA (Remaja Masjid Darul Falah) sempat vakum, akibat dari regenerasi kurang baik. Saat ini, RAMIDA dengan nama organisasi barunya IPH secara perlahan mampu memberikan magnet positif kepada masyarakat. Bidang garapan utama mereka adalah kegiatan sosial, keagamaan, kepemudaan dan keolahragaan.
Jenis kegiatan yang disuguhkan dalam memperkenalkan IPH kepada masyarakat adalah dengan menyelenggarakan Turnamen Sepakbola Antar SD/MI Se-Kecamatan.
Dalam rangka menyambut dan memeriahkan Hari Ulang Tahun (HUT) Republik Indonesia Ke-73, IPH Cup 2018 mengambil tema “Football Against Racism” (Sepak Bola Melawan Rasisme). Sebanyak 12 tim peserta sepakbola ikut andil pada kegiatan turnamen sepakbola antar SD/MI Se-Kecamatan. Pertandingan dilaksanakan dari tanggal 4-18 Agustus 2018 dengan sistem gugur.
Pertandingan final IPH Cup antara MI PUI Kaum Vs MI PUI Cibadak dilaksanakan Sabtu, (18/08/2018). Pertandingan berjalan sangat alot dan seru. Serangan demi serangan saling berganti dan kemeriahan suasana pertandingan tidak kalah dengan gelaran pertandingan di Asian Games.
Suara gemuruh supporter, tabuhan drum, serta suara serine bersatu padu saling bersahutan. Ditambah suara reporter yang meniru gaya bicara Bung Vallen sang reporter fenomenal. Turnamen ini memang turnamen antar kampung, tetapi proses dan pelaksanaannya dibuat mirip seperti pertandingan resmi. Semua penonton tidak menduga suasana pertandingam bisa semeriah ini.
Pertandingan final berakhir dengan skor 7-3 untuk kemenangan MI PUI Kaum yang mengalahkan MI PUI Cibadak.
Meskipun gagal meraih posisi utama, MI PUI Cibadak perlu berbangga hati atas prestasi siswanya Saeful sebagai pencetak gol terbanyak dan pemain terbaik.
“Saya merasa terharu, selama 30 tahun menjadi warga Heas Ciherang, belum pernah merasakan acara sepakbola semeriah ini, saya merasa turnamen ini seperti Piala Dunia. Saya ucapkan terima kasih kepada para pemuda yang telah memberikan hiburan menarik, di saat situasi masyarakat saat ini serba sulit. Semoga tahun depan bisa dilaksanakan kembali,” ujar Asep, salah satu Warga Ciherang sambil menangis terharu kepada Galuh ID.
Upacara penutupan berlangsung meriah. Upacara dihadiri oleh Kepala Desa Ciherang, Kepala Desa Cibadak, Kepala Sekolah MI PUI Kaum dan MI PUI Cibadak dan para tokoh masyarakat Desa Ciherang.
Kegiatan ditutup dengan penyalaan flare dan kembang api serta pembagian piala beserta uang pembinaan.
“Syukur Alhamdulillah pelaksanaan turnamen sepakbola anak berjalan dengan lancar. Meskipun pada awal pelaksanaan kami memiliki banyak kendala, namun melihat kegiatan dari awal sampai akhir, kami selaku panitia merasa bangga dapat berkarya untuk membangun desa. Khususnya para pemuda Heas dapat mengisi acara kemerdekaan dengan memberikan ruang kepada para siswa untuk menunjukkan kehebatan sepakbola kepada masyarakat sekitar,” tutur Jeni, ketua panitia.
“Kami mengucapkan banyak terima kasih kepada para peserta yang telah berpartisipasi dalam kegiatan ini, Kepala Desa Ciherang, Kepala Desa Cibadak, donatur, sponsor dan masyarakat yang mendukung lancarnya kegiatan ini, semoga tahun depan kami bisa melaksanakan kembali dengan peserta yang lebih banyak lagi,” pungkasnya. (Galuh.id/Yanyan)