Berita Ciamis, galuh.id – Berjualan gorengan bagi Daryaman dosen di Ciamis, merupakan sebuah berkah. Bagaimana tidak, ia sukses menempuh jenjang pendidikan strata dua (S2) dari hasil jualan gorengan tiap malam.
Daryaman, warga Kecamatan Cijeungjing, Kabupaten Ciamis ini sudah menekuni profesinya sebagai penjual gorengan sejak 8 tahun silam. Tepatnya, di bulan Ramadhan tahun 2012.
Dengan menyajikan menu bala-bala, gehu, cipe, yang memiliki cita rasa gurih dan enak, dagangannya pun laris manis diburu pembeli.
Omzet per Bulan Sampai 10 Juta
Tak tanggung-tanggung, omsetnya dari hasil berjualan gorengan pun lumayan besar.
Dalam sebulan, ia bisa meraup untung lima hingga sepuluh juta rupiah.
Sepintas dia memang tidak berbeda dengan pedagang lainnya. Namun siapa sangka, pria berusia 36 tahun ini sudah menyandang gelar S2.
Hebatnya lagi, Daryaman juga merupakan seorang dosen tetap dan sekretaris program studi di Institut Agama Islam Darussalam (IAID) Ciamis.
Pedagang yang menjual aneka macam gorengan ini sempat menceritakan kisahnya pada Galuh ID saat ditemui di tempat di mana ia biasa berjualan gorengan.
Daryaman berjualan gorengan mulai jam 7 malam hingga menjelang Subuh. Kemudian dilanjutkan dengan rutinitasnya sebagai dosen jam 8 pagi hingga siang.
Sepulang dari kegiatan mengajarnya di kampus, ia gunakan waktu untuk istirahat di rumah sampai ashar. Sorenya, ia lanjutkan dengan berbelanja untuk kebutuhan dagang.
Keberhasilannya menyandang gelar Magister Pendidikan, berawal dari motivasi salah seorang dosen yang dulu mengajarnya saat ia masih duduk di bangku perkuliahan S1 IAID Ciamis.
Dosennya menyarankan Daryaman untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang S2. Dosennya pun meyakini jika Daryaman mampu membiayai kuliah S2 dari hasil berjualan gorengan.
Awalnya ia sempat ragu karena merasa dirinya hanya sebagai penjual gorengan, bukan PNS yang membutuhkan gelar S2.
Namun, karena terus-terusan dimotivasi oleh dosennya tersebut, ia pun kemudian memberanikan diri untuk melanjutkan kuliah ke jenjang S2 di IAID Ciamis.
Kala itu, selain berjualan gorengan, ia juga berprofesi sebagai tenaga pendidik honorer di salah satu SMK di Ciamis.
Berbekal hasil tabungannya dari berjualan gorengan, di bulan September tahun 2013 ia memantapkan diri melanjutkan pendidikan S2.
Daryaman melanjutkan studi S2 jurusan Pendidikan Agama Islam (PAI) di IAID Ciamis dan lulus pada tahun 2015.
Kemudian di awal tahun 2017, ia dipercaya untuk menjadi dosen di almameternya, yakni IAID Ciamis. Ia menjadi dosen tetap di IAID Ciamis hingga sekarang.
Warung Dagangnya Dijadikan Tempat Bimbingam Skripsi
Di tempatnya berjualan, Daryawan pun kerap didatangi mahasiswanya yang ingin melakukan bimbingan skripsi atau sekedar mengoreksi tulisan di bahan skripsi.
Daryawan juga sering mengajarkan kepada anak-anak didiknya untuk tidak memiliki sifat gengsi dalam hidup.
Menurutnya, pekerjaan apapun selagi halal, harus disyukuri.
Harus berbagi waktu antara kesibukannya berjualan gorengan sekaligus dosen, ia tak mengeluh. Ia bahkan menjalaninya dengan penuh syukur.
“Saya jalani dengan enjoy, menikmati waktu, menikmati hidup,” ujar Daryawan. Minggu (22/3/2020).
Namun seiring usia, ia pun menyadari tidak akan selamanya kuat berjualan gorengan.
Sebab, untuk berjualan di waktu malam hingga menjelang subuh, dibutuhkan stamina yang cukup kuat.
“Sekarang masih usia 36, tapi jika sudah usia 50-an, mungkin enggak bisa kuat gadang,” kata Daryaman
Daryaman Ingin Melanjutkan Kuliah S3
Kini Daryaman masih memiliki keinginan besar untuk menyandang gelar S3 atau Doktoral.
Dia berencana untuk melanjutkan studi S3 di Universitas Islam Negeri Sunan Gunung Djati (UIN) Bandung.
Menyadari biaya kuliah Doktoral mahal, ia berinisiatif menyisihkan uang sebesar Rp 30 ribu dari hasil jualan gorengan tiap malam.
Daryaman menargetkan di tahun 2020 bisa meraih gelar Doktoral di bidang Pendidikan Agama Islam.
“Mohon doanya dari semua ya,” pungkasnya. (GaluhID/Evi)