Olaharaga, galuh.id – Tantangan naturalisasi Kevin Diks, bek FC Copenhagen, untuk bergabung dengan Tim Nasional (Timnas) Indonesia menunggu peralihan pemerintahan.
Proses naturalisasi Kevin Diks sedang berjalan. Namun, adanya peralihan pemerintahan membuat proses ini tak secepat naturalisasi pemain-pemain sebelumnya.
Meskipun sudah tiba di Indonesia pada awal Oktober 2024 dan bertemu dengan Ketua Umum PSSI, Erick Thohir, Diks masih harus menunggu proses administrasi lebih lanjut.
Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora), Dito Ariotedjo, menyatakan telah menerima surat dari PSSI terkait naturalisasi Kevin Diks.
Dito pun menyebut bahwa proses ini akan berlanjut setelah pemerintahan baru terbentuk.
“Kevin Diks baru kami peroleh suratnya dari PSSI kemarin. Ini mungkin akan diproses minggu depan setelah pemerintahan baru ada,” ujarnya.
Tantangan dalam proses naturalisasi Kevin Diks ini juga diakui oleh pelatih Timnas Indonesia, Shin Tae-yong. Pelatih asal Korea Selatan ini berharap Diks bisa segera memperkuat skuad Garuda.
Baca Juga: Proses Naturalisasi Kevin Diks Terhambat, Peluang Bergabung di Timnas Indonesia Masih Tanda Tanya
Terutama untuk pertandingan penting di bulan November 2024, meski keputusan akhir bukan berada di tangannya.
“Soal Kevin Diks bisa atau tidak bermain untuk Timnas pada November 2024, saya tidak bisa memastikan. Karena urusan administrasi bukan di bawah kendali saya,” ucap Shin Tae-yong.
“Tapi secara pribadi, saya berharap ia bisa segera bermain,” sambungnya.
Timnas Indonesia tengah mempersiapkan diri untuk menghadapi dua pertandingan penting dalam Putaran Ketiga Kualifikasi Piala Dunia 2026 Zona Asia Grup C.
Pada 15 November 2024, Indonesia akan menjamu Jepang di Stadion Utama Gelora Bung Karno (GBK), Jakarta.
Empat hari kemudian, mereka akan menghadapi Arab Saudi di tempat yang sama.
Kehadiran Kevin Diks di skuad Garuda tentu akan menjadi tambahan kekuatan penting bagi Timnas Indonesia.
Namun hingga kini, kepastian mengenai keterlibatannya masih menunggu proses naturalisasi yang bergantung pada stabilitas politik nasional. (GaluhID/Tegar)
Editor: Evi
