Berita Ciamis, galuh.id – Kebun wisata Wiradadaha yang berlokasi di Desa Sukasari, Kecamatan Banjarsari, Kabupaten Ciamis, Jawa Barat, terus berbenah.
Pembenahan yang tengah dilakukan saat ini berupa pembangunan fasilitas pendukung.
Kepala Desa Sukasari Kusmana mengatakan, Wiradadaha merupakan obyek wisata andalan Desa Sukasari, yang menyajikan hamparan pertanian begitu luas.
Tentunya pihak Pemdes pun akan fokus membenahi atau memperbaiki fasilitasnya. Baik di bidang infrastruktur maupun pelayanannya.
Pembenahan saat ini pada bidang infrastrukturnya. Berupa pembangunan penataan di halaman aula kebun wisata Wiradadaha dan saluran irigasinya.
“Anggarannya barasal dari Bankeu Kabupaten Ciamis,” kata Kusmana kepada galuh.id, Jumat (28/5/2021).
Pembenahan tersebut sebagai upaya Pemdes Sukasari agar kebun wisata lebih menarik. Selain itu, supaya pengunjung merasa nyaman saat berada di tempat wisata ini.
Apabila kebun wisata ini tempatnya bagus dan nyaman, pastinya bakal menarik pengunjung.
“Ketika bisa menarik pengunjung, maka dalam meraup Pendapatan Asli Desa atau PADes dari Wiradadaha akan meningkat,” terang Kusmana.
Di kebun wisata ini lanjutnya, Pemdes Sukasari setiap tahunnya rutin mengadakan kegiatan hajat petani yang berkaitan dengan Hari Krida Pertanian (HKP).
Dengan terbongkarnya Hari Jadi Desa Sukasari yaitu tanggal 25 Juni, pihaknya akan menggelar hajat petani bertepatan dengan hari jadinya desa tersebut.
Ia berharap dengan penemuan hari lahirnya Desa Sukasaru, yang menurut penelitian sudah berusia hampir 26 tahun, Desa Sukasari bisa lebih maju lagi.
Ia juga mengakui desa ini masih banyak yang belum maksimal. “Tetapi saya akan terus berusaha agar desa tercinta ini menjadi Desa Mandiri,” ungkapnya.
Pengolahan Pupuk Organik di Kebun Wisata Wiradadaha Sukasari Ciamis
Di kebun wisata Wiradadaha ini juga terdapat pengolahan pupuk organik, prakarsa kelompok tani (poktan) Bina Mulya yang ketuanya Drs. Agus Bagja.
Dengan adanya pengolahan pupuk organik kata Kusmana, petani di Desa Sukasari tidak kesulitan mendapatkan pupuk.
Anggota poktan Bina Mulya, Totong, menjelaskan tentang perbedaan dan keunggulan menggunakan pupuk organik daripada pupuk kimia ketika menanam padi.
Kalau menggunakan pupuk organik kata Totong, daunnya akan kelihatan hijau semua.
Namun apabila menggunakan pupuk kimia dan tidak rata menabur pupuknya maka daunnya ada yang hijau, ada pula yang kuning.
Jika mendekati panen, daun padi akan terlihat semakin hijau. Berbeda dengan yang menggunakan pupuk kimia, daunnya akan semakin menguning dan kering.
Makanya lanjut Totong, tanaman padi yang menggunakan pupuk kimia padinya banyak yang hampa.
Untuk kontur tanahnya juga terlihat, tanahnya akan gembur. Lain dengan yang menggunakan pupuk kimia kontur tanahnya keras
“Tentunya ketika tanahnya subur, sudah pasti hasil panennya juga akan melimpah,” ucap Totong.
Lebih lanjut ia menyampaikan tentang harga dan rasa beras yang menggunakan pupuk organik dengan pupuk kimia.
Beras yang menggunakan pupuk organik kata Totong, ternyata banyak peminatnya dan harga di pasaran pun lebih bagus.
“Harga beras di pasaran menurut para pedagang tidak kurang dari 15 ribu/kilo. Peminatnya juga banyak. Selain itu, rasanya pulen,” pungkasnya. (GaluhID/Uus)
Editor : Evi