“Kita amankan ke Timpal, untuk laporannya bikin berita acara. Setelah itu, nanti kita ambil untuk dibawa ke Bandung,” kata Apria.
Ia menjelaskan, untuk peralatan perang jenis granat nanas, perkiraan pembuatannya sekitar tahun 90an. Sementara jenis amunisi atau peluru, perkiraan tahun 80-an.
“Yang granat nanas ini perkiraan pembuatannya tahun 90-an, kalau yang peluru perkiraan tahun 80-an,” ucapnya.
Meski demikian, Apria mengaku tidak mengetahui secara detail terkait asal usul bahan peledak yang warga Banjar temukan itu.
Namun, ia menduga bahwa bahan peledak tersebut merupakan sisa-sisa perang pada zaman dulu.
Peluru, magazen dan granat nanas aktif itu dugaan milik gerombolan, karena dulu kelompok ini banyak bersembunyi di daerah ini.
“Dugaan itu sisa-sisa perang zaman dulu, milik gerombolan DI/TII bisa ya. Tapi yang pastinya gak tau,” pungkasnya. (GaluhID/Diana)
Editor : Evi