Cikoneng, galuh.id – Pondok Pesantren Ar Rahman Nasol, Kecamatan Cikoneng, Kabupaten Ciamis mulai menerapkan peraturan salat berjamaah tepat waktu.
Semua santri dan karyawan di lingkungan Ar Rahman wajib salat tepat waktu, tidak ada istilah salat masbuk karena ketinggalan salat berjamaah.
“Bagi karyawan dan guru yang tertinggal salat berjamaah tepat waktu akan dikenai sanksi khusus. Bahkan bisa saja dikeluarkan dari Ar Rahman. Tidak ada ajaran salat jamaah masbuk,” ujar Kepala Madrasah Aliyah Ar Rahman, H Iing Nur Hidayat, M.Pd, Senin (28/10/2019).
Aturan ini, kata Iing, selaras dengan program Bupati Ciamis yang menganjurkan Salat Berjamaah dan Magrib Mengaji.
Di Ar Rahman Nasol anjuran ini diterapkan dengan berjamaah tepat waktu tanpa ada yang masbuk. Ini demi mendisiplinkan santri dan siswa agar terbiasa salat tepat waktu.
“Ini bagian dari cara kami mengabadikan nilai Hari Santri, kalau dulu melawan penjajah, sekarang resolusi jihad melawan diri sendiri. Selain dengan berjamaah salat tepat waktu, kami juga telah mewisuda 20 santri tahfid. Akhir pekan kemarin kami wisuda untuk hapalan 2 sampai 7 juz Al Qur’an. Ini untuk memotivasi santri agar rajin menghapal Al Qur’an,” ujar Iing.
Ditanya soal kesan Hari Santri, Iing mengatakan, Hari Santri melahirkan semangat untuk lebih berupaya memasantrenkan masyarakat dan memasyarakatkan pesantren.
Ditambah lagi ada dukungan dari Pemerintah Kabupaten Ciamis. Ini pertanda baik bahwa ke depan santri bisa berkontribusi untuk pembangunan daerah.
“Kami optimis dengan Pemerintah Kabupaten Ciamis periode ini, ternyata Bupati Herdiat dan jajarannya bisa lebih memperhatikan kondisi pesantren, baik infrastrukturnya maupun kesejahteraan para kiyai sebagai pengelolanya. Sorban yang kami solendangkan kepada Bupati Herdiat adalah bentuk kepercayaan kami kepada beliau agar lebih mencintai pesantren,” ujar Iing.
Menurut Iing, pesan moral di balik sorban ke Bupati Herdiat adalah sebuah harapan agar beliau selalu melibatkan pesantren dalam kebijakan pembangunan.
Dengan memakai sorban, Bupati Herdiat akan selalu teringat dengan pesantren, santri dan sosok kiai.
“Kami berharap, sosok kiai dan ulama
pesantren dijadikan rujukan dan pandangan hidup dalam membangun Pemerintahan Kabupaten Ciamis agar diberkahi Allah SWT,” katanya.
Menurutnya, sosok ulama yang baik dan kharismatik akan terbersit dalam ingatan Bupati Herdiat sehingga akan menumbuhkan dan mengalirkan rasa cinta terhadap Sosok Rosul Nabi Muhammad Saw.
“Ketika perasaan itu lahir, maka keteladanan Rosululloh dalam membangun negara dan umat Islam akan menjadi rujukannya,” pungkas Iing. (galuh.id/Maisyara)